Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa rencana Sahabat?



Oleh Derit Vikiyono*
Banyak yang tidak mau membuat rencana. Padalah rencana itu penting. Ada yang bilang kalau kita gagal merencanakan itu artinya sama dengan merencanakan kegagalan. Mengapa kita penting membuat rencana? Saya terinspirasi dari seorang teman yang mengatakan “sesuatu yang direncanakan saja harus menunggu satu dua tahun, apa lagi yang tidak direncanakan”
Sangat inspiraif. Ada seorang teman yang pernah curhat ingin lanjut study S2. Ya, siapa yang tidak ingin lanjut study S2, apalagi mendapat beasiswa? Siapa saja pasti mau. Namun pertanyaannya, rencana apa yang sudah sahabat rancang untuk lanjut study S2 dan mendapat beasiswa? Inat, keinginan hanya akan menjadi keinginan semata jika tidak ada “tindakan nyata”. “tindakan nyata” itu bisa diawali dengan membuat rencana. Rencana bagaimana agar bias lenjut study S2 dengan beasiswa ataupun biaya sendiri. Semua itu harus direncanakan.
Sebagai contoh pengalaman nyata, untuk lanjut study S2, saya membuat perencanaan, segala amunisi saya siapkan baik mental, spiritual, fisik dan finansial tentunya. Sebelum tes masuk saya cari-cari buku tentang Tes Potensial Akademik (TPA). Saya baca dan saya pelajari. Ini contoh kecil perencanaan sebleum mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Jadi memang rencana itu penting.
Perencanaan saya untuk lanjut study S2 ini bahkan sudah saya persiapkan sejak tahun 2010. Kala itu salah satu yang saya rencanakan adalah target IPK diatas 3.00. Dan di tahun itu pula saya berusaha untuk memperbaiki nilai akademik. Secara, untuk lanjut study S2 minimal IPK 2.75 untuk PTN dan 3.00 untuk PTS. Dan saya dari PTS, jadi minimal 3.00. kerja keras memang, namun itu harus saya lalui untuk bisa mencapai apa yang saya inginkan. Yang direncanakan saja harus nunggu 2 tahun, apalagi yang tidak direncanakan.
Lebih jauh lagi, sayapun berusaha mencari informasi tntang study yang saya inginkan. Awalnya saya ingin lanjut ke Bahasa Inggris, atas beberaa pertimbangan orang dekat dan Ketua Yayasan tempat saya belajar bekerja akhirnya saya tidak jadi mengambil Bahasa Inggris. Kemudian saya tertarik di manajemen, tapi ternyata setelah saya browsing untuk materi manajemen lebih cocok untuk kepala sekolah sedangkan saya tidak tertarik untuk menjadi kepala sekolah. Akhirnya bertemulah dengan teknologi pendidikan. Ya, teknologi pendidikan. Jurusan yang menurut saya asyik dan keren abis. He he he
Untuk lanjut study S2, saya butuh proses sekitar 3 tahun yang itu saya rencanakan. Bagaimana dengan sahabat? Sudahkah sahabat emiliki rencana untuk satu tahun kedepan? Jika belom, segera ambil bolpoint, lalu tuliskan rencana sahabat sekarang juga.
Rencana yang baik itu rencana yang disesuaikan dengan kemampuan. Saya pernah bertemu Kang Setia Furqan dan saya sampaikan, “rencana saya tahun ini mau menerbitkan 3 buku kang”. Kemudian beliau bilang “antum focus satu dulu saja”. Sampai di rumah saya terngiang-ngiang, bahkan sampai saat ini saya masih ingat. Karena memang benar apa kata kang furqon, kita harus focus. Harus ada hal yang diprioritaskan. Dan ini terbukti, sudah 2 tahun buku saya belom ada yang terbit. He he he
Maka dari itu buatlah rencana yang terukur. Minimal rencana untuk menambah ilmu, menambah penghasilan dan menambah kemanfaatan. Menambah ilmu tentunya dengan sekolah, kalau bisa targetkan jga untuk membaca buku. Karena kata Prof Sunardi “belajar itu membaca. Tidak ada belajar tanpa membaca”. Menambah penghasilan tentu saja dengan sumber maisyah yang sahabat punya potensi di sana. Apapun pekerjaannya yang penting halal dan bisa terus meningkat. Ini juga peru direncanakan. Minimal yang belom menikah, dirancang nanti kalau sudah menikah mau usaha apa atau mau kerja apa. Ini juga perlu direncanakan. Saya dulu tahun 2011 pernah bilang ke orang tua mau menikah, terus ditanya “kamu kalau sudah menikah mau kerja apa?”. Saya bingung menjawab dan akhirnya ditahun 2012 saya temukan jawaban. Saya ada rencana untuk membangun perusahaan, lagi-lagi prioritasnya kurang tepat. Akhirnya sampai sekarang belom nikah-nikah. Padahal keinginan sudah sejak dari dulu. Yah mungkin perencanaan ane yang kurang. Sekali lagi, yang saya rencanakan 2012 akhir sudah terealisasi walimah, ternyata sampai 2013 masih belom terealisasi. Da akhirya harus ada prioritas. Pilih dan pilah. Selama kita mampu why not?. Sedangkan untuk menambah kemanfaatan ini juga harus direncanakan. Bedakan mana sumber penghasilan dan mana kegiatan social. Saya menganggap semua kegiatan saya social, kecuali De-On, kedepannya saya harapkan bisa menjadi sumber maisyah. Ko bahasannya sampai curhat kemana mana? Maaf, semoga bisa diambil hikmah dan manfaat. Ini juga bagian dari memberikan kemanfaatan lho…
Terakhir, pilih-pilih lah dengan siapa sahabat menyampaikan rencana sahabat. Ini penting. Selain rawan dengan menyinggung perasaan dan dianggap sombong, ini juga bisa menyebabkan kita menjadi orang yang “nato”, No Action Talk Only. Banyak mengumbar janji tanpa memberikan bukti. Contoh kasus saya ingin menerbitkan buku. Naskah buku sudah saya tulis. Sudah selesai ditulis, tapi ternyata ditolak penerbit. Padahal saya sudah sampaikan ke teman dekat. Kini mereka mengharapkan bukti dan saya hanya bisa tersyum sambil bilang “insyaallah, do’akan saja..” he he he. Kalau orang jawa bilang “jangan sesumbar” sepertinya kata ini tepat untuk mewakilinya.
Partner atau teman sangat dekat terkadang perlu untuk diberitahu rencana-rencana kita. Intinya carilah orang yang ketika kita sampaikan rencana kita, dia bisa memberikan masukan sehingga bisa menyempurnakan rencana kita. Contoh, kalau saya lebih dekat ke Ibu. Saya sering sampaikan rencana saya ke ibu dan dengan kebijaksanaannya beliau memberikan saran dan masukan yang membangun tentunya. Dan saya seperti sekarang ini salah satunya karena saran, masukan dan tentunya do’a orangtua yang selalu membersamai setiap langkah saya.
Orang dekat itu bisa juga atasan kita. Mungkin kepala sekolah, jika sahabat sebagi guru. Mungkin kakak angkatan jika sahabat menjadi anggota organisasi. Intinya cobalah konsultasikan rencana sahabat kepada orang-orang yang tepat. Tepat artinya nyambung dan bisa memberikan masukan yang memperkaya rencana kita.
Akhirnya, selamat membuat rencana dan semoga rencana sahabat bisa terealisasi sesuai rencana. Ingat, “sesuatu yang direncanakan saja harus menunggu satu dua tahun, apa lagi yang tidak direncanakan”. Apalagi yang tidak direncanakan?

Semangat berbagi dan berbenah diri Surakarta, 11/09/2013
*Mahasiswa Pasca Sarjana UNS Surakarta
Direktur Lembaga Motivasi ATC Indonesia
Kader KAMMI Ponorogo

Posting Komentar untuk "Apa rencana Sahabat?"