Dipaksa : kunci kesuksesan
Dipaksa
: kunci kesuksesan
Ada sebuah cerita
inspiratif dalam buku “setengah isi setengah kosong” karya Parlindungan
Marpaung hal.144. sub tema dalam cerita itu adalah “siapa yang mendorong kita”.
Dikisahkan ada seorang warga jambi yang kaya raya. Dia mengadakan pesta. Dalam
pesta itu sekaligus akan ada perlombaan menyebrangi kolam yang diisi dengan
ular berbisa dan buaya.
Dalam perlombaan itu,
barang siapa yang berhasil menyebrangi kolam, maka tuan rumah akan memberikan
hadiah yang luar biasa. Jika pemenangnya seorang laki-laki maka ia berhak menikahi putri sematawayangnya plus
hak waris dan hadiah berupa emas dan
berlian. Semua peserta merasa tergiur, namun juga mikir-mikir ( takut dengan
tantangan ).
Yang unik adalah,
sebelum tuan rumah selesai menjelaskan ternyata tedengar suara “Jebur...”.
ternyata ada seorang pemuda yang sudah berenang lebih dulu hingga berhasil
menyebrangi kolam dengan beberapa goresan ditubuh. Dan luarbiasanya, pemuda itu
selamat dari kolam.
Semua undanganpun
terheran-heran, siapa pemuda nekat yang berani menyeberangi kolam itu. Akhirnya
tuan rumahpun mendekati sang pemuda. Sesuai dengan janjinya, tuan rumahpun
menawarkan janji hadiahnya. Sebelum tuanrumah selesai berbicara, denan nafas
yang pendek-pendek sang pemuda tadi berkata berkata “tunggu sebentar.... saya...
hanya... ingin... tahu... siapa... yang mendorong... saya... kekolam tadi”.
Semua yang hadirpun
keheranan. Ternyata sang pemuda tadi menjegurkan diri bukan karena dirinya
sendiri, melainkan didorong oleh seseorang.
Apa yang dapat kita
petik dari cerita ini? Terkadang kita butuh paksaan dan dorongan untuk mencapai
sebuah kesuksesan. “awalnya terpaksa, semakinlama akan terbiasa” kata bijak.
Tak jarang kita bisa awalnya karena terpaksa dan dipaksa. Mungkin anda tidak
akan percaya dengan seorang anak yang pendiam ketika dibangku SD, SMP dan SMA
namun menjadi pemuda yang berani berbicara didepan umum dengan percaya diri
saat dibangku kuliyah. Kenapa bisa demikian? Itu karena dia selalu berada dalam
kondisi terpaksa dan dipaksa hingga ia dapat berubah dari pasif menjadi aktif.
Seorang teman pernah
berkata “ lebih baik dipaksa masuk surga daripada ikhlas masuk neraka”. sungguh
kata yang menggugah kita untuk berbuat baik dan memperjuangkan tujuan yang
mulia yaitu surga. Ini sejalan dengan apa yang Allah SWT sebutkan dalam Surat
Al-Balad bahwa jalan kesurga itu mendaki dan terjal maka butuh paksaan dan
dorongan yang kuat untuk meraihnya. Dan bagi orang-orang yang bernyali lemah
maka akan lebih memilih untuk bersantai dan ikhlas masuk neraka. Saya yakin
anda pasti tidak mau masuk neraka, Ya kan?
Sahabat Rasulullah
SAW yaitu Abdullah bin Rawahah pernah mengatakan kepada dirinya sendiri untuk
berperang. “wahai diriku, aku bersumpah. Engkau harus terjun kekancah perang atau
aku memaksamu terjun. Manusia telah berkumpul dan mengeraskan teriakan namun
kenapa kulihat engkau benci kepada surga? Sudah sekian lama engkau tentram. Dan
engkau hanyalah setetes air mani di tempat air” inilah kata paksaan yang dia
ungkapkan. Ketika itu dia mengikuti perang mut’ah dan ada timbul gangguan setan
dalam hatinya, namun ia kemudian memaksa dirinya untuk terus maju hingga akhirnya
syahid dijalan Allah SWT.
Tak sedikit guru
awalnya bingung untuk menyampaikan materi di depan kelas. Namun akhirnya karena
tuntutan pekerjaan dan juga tanggungjawab yang besar,mereka harus memaksa diri.
Apapun yang terjadi mereka harus memberanikan diri untuk menyampaikan materi di
depan kelas. Awalnya pasti ada rasa minder dan grogi, namun ketika telah
terbiasa, sungguh hasilnya luarbiasa. Tanpa ada keberanian untuk malakukan,
pasti kita tidak akan pernah bisa.
Dorongan dan paksaan
dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam. Dipaksa adalah kunci bagi kita
untuk bisa. Salah satu Guru SMP penulis berkata “suka atau tidak suka, mau atau
tidak mau, malas atau bersemangat yang penting belajar dan terus belajar.
Yakinlah setiap usaha pasti ada hasilnya. Bisajadi sekarang kalian tidak
bersemangat, malas, loyo dan kurang motivasi untuk belajar dan kalian memaksa
diri untuk belajar. Membaca dan membaca di akhirnya nanti pasti sedikit-banyak
akan berdamak baik bagi kalian”. Dipaksa saja insyaAllah akan lebih baik
daripada bersantai-santai dan bermalas-malas untuk berbuat kebaikan. Namun
perlu diingat bahwa DIPAKSA disini maksudnya adalah untuk kebaikan, bukan untuk
keburukan. Wallahualam ...
Posting Komentar untuk "Dipaksa : kunci kesuksesan"
Terimakasih...