Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

C. Gimana cara berubah

“jangan melakukan hal yang sama jika ingin mendapatkan hasil yang berbeda”

Bagaimana cara berubah? Sungguh tidak ada cara lain untuk berubah kecuali kita bersungguh-sungguh untuk berubah. Tidak ada cara lain kecuali kita mengerjakannnya. Kalau ingin bisa menulis maka harus segera menulis, begitu juga kalau ingin berubah segeralah berbuat. Jangan tunggu-tungu nanti. Karena nanti kita akan mengerjakan amalan yang lain.

Berikut ini langkah-langkah jitu yang perlu kita terapkan agar kita dapat merubah apa yang ada dalam diri kita dan semoga cara-cara ini mampu membangkitkan motivasi diri dalam kegigihan merubah diri.

1. Atur pikiran

“asal segala ketaatan adalah pemikiran. Demikian pula asal segala kemaksiatan “ Kata Yusuf Qardhawi

Kenapa harus mengatur pikiran? Jawabnya simpel karena dari pikiranlah akan ada perbuatan. Pikiran akan membangun persepsi dan persepsi akan mempengaruhi perasaan.

Misal anda lewat kuburan, takut kenapa takut? Karena anda sudah mendapatkan input dalam pikiran anda bahwa di kuburan banyak hal-ha yang mengerikan. Coba anda tidak pernah dikasihtahu maka anda tidak akan takut.

Makanya cara pertama yang harus kita ubah adalah pikiran kita. Inut di otak kita harus benar. Misalnya kita sering telat, kenapa telat? Karena teman lain juga telat. Coba kita ubah pikiran kita, anggap saja semua orang telat maka yang terjadi anda tidak akan santai-santai.

Untuk melakukan perubahan, cari tahu dulu apa yang ingin kita rubah. Lalu temukan motivasi yang dapat membuat pikiran kita berpikir positif untuk perubahan.

Misal yang tadinya gak sholat jama’ah di masjid, kini ingin sholat jama’ah di masjid. Maka cari tuh keutamaan sholat jama’ah. Bukankah sholat jama’ah itu wajib bagi laki2? Bukankah seorang laki-laki tua yang buta juga diwajibkan kemasjid? Bukankah sholat jama’ah di masjid itu pahalanya lebih besar? Bukankah kita seorang muslim dan sholat adalah tiangnya agama? Jika tidak sholat sama dengan menghancurkan agama? Bukankah rasulullah SAW pernah memerintahkan Abu bakar untuk mengimami sholat dan Rasulullah SAW mau membakar rumah-rumah orang laki-laki baligh yang tidak mau datang sholat berjama’ah di masjid?

Pengetahuan kita tentang suatu hal akan mengubah persepsi kita sehingga pikiran kita menjadi benar, persepsi kita menjadi lurus dan kuat. Jadi jika ingin berubah, cari dulu literatur-literatur shohih yang dapat membuat kita semangat untuk melakukan perubahan.

2. Atur perasaan

Setalah pikiran kita lurus, sudah benar, sekarang saatnya kita mengatur hati kita. Tak dapat dielakkan lagi, bisa jadi kita sudah paham dengan perintah sholat misalnya, namun ketika kaki mau melangkah, hati terasa begitu berat. Kenapa? Inilah perasaan kita.

Terkadang perasaan kita merasa malu, tidak PD, minder mungkin takut diolok-olok dsb. Maka perasaan ini perlu kita atur.

Selain itu, dosa yang begitu banyak sehingga menumpuk juga bisa menjadi penyebab kenapa setiap kali kita ingin berubah, hati cenderung bertolak belakang. Atau mungkin sudah kebiasaan sehingga hal yang baru akan merasa risih di hati untuk dilaksanakan.

Sebenarnya perasaan adalah anugerah dari ALLAH SWT sebagai counter atau penyaring dari hal-hal yang tidak baik. Apa buktinya? Ketika pertama kali kita nyontek, gimana perasaan kita? Saya yakin pasti hati akan bertolak belakang, namun karena gejolak itu kita ulang-ulang terus sehingga sekarangpun hati sudah seakan-akan mati. Tak takut lagi ketika mencontek atau bahkan kecanduan, gak lengkap kalok gak nyontek.

Maka aturlah perasaan kita. Ingat, hidup di dunia hana sekali apakah anda mau selamanya dalam keburukan? Kalau tidak segera berubah, belum tentu esok masih ada kesempatan. Maka aturlah perasaan, awalnya mungkin sulit, namun jika telah terbiasa pasti akan mudah. Yang penting kita mau. Ingat akan keuntungan jika kita berbuat baik dan ingat kerugian jika kita berbuat buruk.

Namun sejatinya perasaan itu dapat di latih. Bisa jadi awalnya berat, tpi paksa saja, yakin saja bahwa yang anda lakukan itu akan membawa kebahagiaan. Maka atur hati dan kalau peru dipaksa. Gerakkan raga walaupun hati tersiksa, kalau sudah terbiasa pasti bahagia.

3. Mulai dari diri sendiri

“keputusan adalah akar kegagalan dan esuksesan. Orang sukses memutuskan sesuatu agar terjadi, sementara oran gagal memutuskan untuk membiarkan sesuatu terjadi” Kata Dr. Dennis Wailey.

Kalok bukan diri kita lalu siapa yang harus memulai perubahan ini? Tak bisa kita memaksa orang lain berubah sebelum kita berubah. Perubahan harus kita muali dari diri kita sendiri.

Satria hadi lubis mengatakan “kita tidak dapat mengubah arah mata angin, namun kita dapat menentukan kemana kapal akan berlayar”. Ibaratkan kita adalah kapal layar, angin adalah segala apa yang ada disekeliling kita, bisa keadaan, dan kondisi manusia.

Contohnya gini, “aduh dikelasku itu semua orang nyontek, jadi gimana lagi, aku juga ikut nyontek saja”. Padahal kita tahu kalok mencontek itu perbuatan yang buruk, tidak jentel, pengecut, bahkan pembunuhan terhadap diri sendiri yng paling kejam. Bagaimana tidak? Kita menggunakan pekerjaan orang lain, padahal yang bekerja kita dan hasilnyapun hasil kita, bukan hasil orang lain. Mencontk adalah ciri pecundang, gak berani maju dengan apa yang ia miliki.

Dalam kasus ini, ketika kita mengikuti mencontek, ini sama artinya dengan kita menjebur ke jurang. Seharusnya kita dengan PD mengerjakan sendiri, apapun hasilnya. Kalok mau berubah gimana? Mulai dari diri sendiri. Kita gak bisa maksa oranglain untuk tidak nyontek kalok diri kita sendiri aja masih suka nyontek.

Jadi mulai dari diri sendiri. Bisikkan dalam hati “kamu asti bisa”. Bisikkan dalam hati bahwa kita pasti bisa berubah. Kita harus memualinya dari diri kita sendiri. Bukankah dalam Al-Qur’an telah disebutkan “Serulah dirimu dan keluargamu..” yang suruh diseru siapa? Diri kita sendiri.

Ibaratnya gini, gimana kita bisa meyakinkan oranglain kalok diri kita saja tidak dapat meyakinkan diri kita. Rasulullah SAW pertama kali meykinkan dirinya bahwa ia seorang Rasul. Rasulullah senantiasa ngasih contoh sebelum menasihati keluarganya. Beliau memulai dari diri beliau sendiri.

Seorang tabi’in pernah dimintai untuk berceramah tentang suatu hal, namun permintaan itu ditunda beberapa minggu dan akhirnya tema itupun disampaikan. Setelah dikonfirmasi kenapa tema itu tidak segera beliau sampaikan, ternyata beliau menerapkan dulu dalam dirinya apa yang akan beliau sampaikan. Jadi, ubah dulu diri kita, mulai dari diri sendiri. Bukankah lebih mudah memahami diri sendiri daripada memahami oranglain? Kenapa? Karena diri kita yang lebih tahu tentang diri kita sendiri.

“ perjuangan seseorang akan baru ada artinya, jika terlebih dahulu dimulai pada dirinya” kata Browing

Posting Komentar untuk "C. Gimana cara berubah"