Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

B. Penyakit Perubahan


B. Penyakit perubahan

Saat kita akan berubah, biasanya akan timbul banyak keragu-raguan. Keraguan itu timbul karena kita trauma dengan apa yang kita lakukan, selain itu ini juga disebabkan karena kita sudah terbiasa dengan apa yang kita lakukan.

- Masih muda nich, ngapain harus berubah

Banyak orang yang menganggap bahwa mereka tak perlu berubah sekarng, toh masih ada hari esok. Masih muda nich ngapain harus berubah, mendingan foya-foya”. Berubah? Nggagak banget lah ya...

Sungguh kita tidak pernah tahu kapan jatah umur kita di dunia ini akan habis. Orang mati muda? Tidak sedikit. Mati tua? Banyak. Balita? Juga tidak sedikit. Lalu sekarang umur kita berapa? 20 tahun? 17 tahun? Itu dianggap sedikit? Jangan salah. Umur 20 tahun itu sudah banyak. Islam membatasi saat kita sudah balig maka kita memiliki kewajiban menanggung diri kita sendiri. Alaman yan tadinya tidak wajib enjadi wajib. Tidak sholat? Menjadi berdosa.

Usia tak ada yang tahu batas akhirnya, sekalipun peramal atau tukang sihir. Sekelas fir’aun saja mati, padahal banyak perigatan yang sudah ia terima namun karena kebodohannya ia tak peduli hingga akhirnya mati dihinakan dalam laut. Walaupun akhirnya sadar namun sudah terlambat.

Nabi? Rasul? Smuanya mati, bahkan Umar sempat tak percaya kalau Rasulullah seorang Rasul yang agung juga meninggal. Walaupun akhirnya ia sadar bahwa “kullu nafsin dzaiqotul maut” setiap yang hidup itu pasti akan mati. Pertanyaannya kapan kita mati?

Rasulullah SAW pernah bersabda “sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek amalnya”. Pertnanyaannya, umur panjang itu berapa? Jawabnya adalah hari ini. Umur yang anda sandang hari ini adalah umur panjang. Kenapa?

Coba ingat kembali, bukankah banyak orang yang usianya lebih muda dari ita namun telah mati lebih dulu? Sungguh kita ini diberikan umur panjang oleh ALLAH SWT. Maka jangan siakan umur panjang ini. Segeralah rubah keburukan dengan kebaikan. Segeralah bangkit untuk melejit mengubah diri. Jangan tunggu nanti karena belum tentu nanti kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT.

Umar bin abdul aziz prnah diperingatkan oleh anaknya “wahai khalifah, siapa yang menjamin anda hidup sampai dzuhur?”. Kala itu umar bin abdul aziz ingin itirahat sebentar karena lelah sehabis melakukan tugas, namun dengan bijak anaknya mengingatkan bahwa tidak ada yang dapat menjamin kita akan hidup sampai nanti waktu dzuhur. Subhnallah.. sang ayahpun akhirnya bangkit dan memeluk anaknya. Kemudian begegas kembali melayani rakyatnya.

Lalu bagaimana dengan kita? sudahkah kita seperti umar yang segera bangkit saat ada peringatan? Atau justru menganggap masih muda tak perlu berubah. Besok saja kalau sudah tua, padahal tak ada jaminan kita bisa hidup sampai besok. Maka dari itu jangan tunggu kalau sudah layu baru bertaubat sadar, alangkah lebih enaknya sekarang juga kita bangkit dari tidur panjang kita dan berusaha merubah sifat, perilaku dan perbuatan yang menghasilkan dosa. Ok?

Posting Komentar untuk "B. Penyakit Perubahan"