Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

They are our friends



They are our friends
“They are our friends” meraka adalah teman kita. Antum malu untuk menyebarkan mengajak teman2 ikut KAMMI? Antum nggak minder? Takut  ketahuan dosen? Antum ragu-ragu jangan-jangan yang antum ajak sudah ikut harokah lain? Jika itu yang antum rasakan maka itu wajar. Kenapa? Karena antum manusia. Karena Manusia punya rasa malu dan rasa takut.
Namun, sungguh perasaan seperti diatas sangatlah berbahaya. Kenapa? Karena bisa merusak iman antum. Keimana kepada ALLAH SWT. Maka waspadalah dengan ketakutan antum. Jangan sampai keimanan tergadaikan kepada makhuk. Makhluk yang tidak mempunyai apa-apa. Makhluk yang sejatinya tidak lebih mulia daripada kita.
Masih ingat, jargon KAMMI, “tidak ad yang mampu menggetarkan KAMMI kecuali ALLAH SWT”. Jargon ini harus benar-benar kita hujamkan dalam hati kita. Kita praktekkan dalam tindakan kita. Kita actionkan dalam amalan kita. Jangan bangga hanya dengan kata-kata tetapi banggalah dengan hasil karya. Show to the world.. tunjukkn pada dunia tentang keimanan antum. Jangan ragu karena keraguan teannya setan.
Sebelum kit lanjutkan, saya ingin curhat. Awal ikut KAMMI saya tidak begitu Percya diri. Saya malu. Kenapa? karena KAMMI jumlah kadernya sedikit. Pendanaannya kurang. Dukungan  kampus kurang dan dosenyapun demikian. Kekurangan2 itu membuat saya tidak PD dengan KAMMI.
But, seiring berjalanya waktu. Semakin bertambah ilmu. Semakin banyak membaca buku sungguh apa yang saya rasakan membuat hati saya berubah 1800. Alhamdulillah kutemukan jalan cerah. Segala gundah dan resah seakan sirna terbawa angin keimanan. Hanyut bersama air keikhlasan. Hancur diterjang badai ketaqwaan.
Ketakutan dimasa lalu berubah menjadi semangat membara untuk menjadikan KAMMI jaya. Rasa malu, sekarang berubah menggebu untuk berpacu dengan waktu. Memberi untuk KAMMI. Kenapa bisa demikian?
Pertama, karena saya sadar bahwa sesungguhnya ketakutan itu hanyalah kepada ALLAH SWT. ALLAH SWT lah yang menguasai diri saya. Jangan biarkan manusia merusak aqidah kita. Sungguh segala sesuatu ALLAH SWT lah yang mengaturnya. Tugaskita hanyalah berusaha ta’at kepada ALLAH SWT. Resiko? Resiko pasti ada, namun ingatlah akan janji ALLAH SWT dan sungguh ALLAH SWT adalah sebaik-baik pemberi janji.
Kedua, keraguan mengajak KAMMI mengindikasikan bahwa saya tidak yakin dengan KAMMI. Sehingga hal utama yang saya tanamkan adalah KAMMI itu baik., maka jangan sia-siakan dan jangan ragu untuk mengajak orang ain bergabung di KAMMI. Tak ada yang perlu saya disungkani ataupun ditakuti. Selama itu baik kenapa harus sungkan? Selama itu baik kenapa harus takut?
Sekali lagi tentang keyakinan. Bagaimana kita yakin kepada ALLAH SWT dan bagaimana kita yakin dengan organisasi KAMMI ini. Apakah ALLAH SWT menolong kita? Dengan penuh keyakinan saya jawab “YA”. Kenapa? Karena ALLAH SWT mencintai hamba-hambanya yang berbuat kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Cuman masalahnya kembali kepada diri kita masing-masing. Yakin nggak kita ke ALLAH SWT? Kalok yakin apa buktinya? Bagaimana amalan antum? Bagaimana tialawah antum? Sholat wajib antum? Sholat sunnah antum? Menunjukkan keta’atan atau tidak? Jika tidak berarti keyakinan kita masih dipertanyakan.
“barangsiapa amalnya selalu terlambat, maka nasabnya tidak akan mampu menyempurnakannya” Hr. Muslim.
“barangsiapa bersantai-santai saat bekerja, maka akan menyesal saat pemberian upah”
Maka dari itu, sering-seringlah menginstrospeksi diri. Melihat sejauhmana ALLAH SWT melekat dalam hati kita. Seberapa besar keyakinan kita. Untuk siapa hidup kita. Untuk siapa mati kita. Apa tujuan hidup kita. Dan tanyakan juga, kenapa belum yakin dengan jalan kebaikan ini.
Nabi Ibrahim As pernah dengan keberanian dan keyakinan kepasa ALLAH SWT berkata “ishadu bi anna muslimun..” Saksikan Bahwa Aku Seorang  Muslim. Antum bayangkan. Beliau berbicara di depan penguasa kerajaan. Penguasa yang kejam, dholim, jahat dan kuat. Tetapi subhanallah, Nabi Ibrahim berani melakukan seperti itu, walaupun konsekuensinya beliau dibakar diatas api.
Dikala dibakar diatas api, apakah keyakinan beliau berkurang? Sungguh hanya ALAH SWT tempat bergantung dan tempat memohon pertolongan. Alhamdulillah.. pertolongan ALLAH SWT pun datang dan api yang begitu panas berubah menjadi seperti air. Subhanallah... allahuakbar...
Sekarang, apakah antum masih ragu dengan ALLAH SWT? Apakah masih ragu dengan KAMMI? Jika antum menjawab ya, “lebih baik antum keluar dari KAMMI” kata Ust Rohmadi. “buat apa berbuat sesuatu yang tidak kita yakini yang justru akan membuat kita tidak maksimal. Bukankah setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih?” tambah Ust. Rohmadi.
Ketiga, ingat, kita mengajak manusia maka perlakukanlah mereka seperti manudia dan kita mengajak bukan mencelakakan melainkan menolong mereka. Nah, disinilah poin pentingnya. Kita harus menganggap mad’u/objek dakwah kita secara positif. Artinya jangan anggap mereka sebagai musuh, tetapi anggap mereka sebagai teman yang amat membutuhkan pertolongan kita.
They are our friends. Apa yang antum pikirkan sesungguhnya akan berpengaruh terhadap perlakuan antum. Contoh, antum menganggap seseorang itu kasar, pasti apapun yang ia katakan akan antum anggap kasar sekalipun tidak kasar. Bisa jadi antumpun akan memperlakukan teman antum sebagaimana antum memperlakukan orang kasar. Begitu juga dalam berdakwah ini. Anggaplah objek dakwah sebagai saudara kita. Jangan sekali-kali menganggap mereka musuh kecuali jika mereka memang memerngi kita.
Ingatlah pesan hasan Al-Banna “kita bekerjasama dengan hal2 yg kita sepakati dan kita saling bertoleransi terhadap hal2 yang tidak kita sepakati”.
Ingat, disetiap sisi kehidupan manusia, ia pasti mempunyai sisi kebaikan. So, fokuskan pada kebaikannya dan perlakukanlah mereka seperti teman baik antum. Abraham lincoln pernah mengatakan “jangan menghakimi, maka anda pun tidak akan dihakimi”.  Jangan menghakimi orang lain musuh maka orang lainpun tidak akan mengganggap antum musuh.
Tata pikiran, tata hati, tata fisik dan ikhlaskanlah hidup di jalan ALLAH SWT. Semoga ALLAH SWT mengokohkan hati kita dijalan yang ALLAH SWT ridhoi dan semoga usaha baik kita mendapatkan keridhoan dari ALLAH SWT. Amin.
Akhirnya, cayo semangat.. obsesi akhirat... berjuang dengan lantang... dan ALLAH SWT yang akan melihat hasil krja keras kita. Salam 3 besar untuk kemenangan dakwah... Allahuakbar. 
(Ponorogo, 18 oktober 2011)

Posting Komentar untuk "They are our friends"