Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KKE : Semangat Surat dari ibu



Ramadhan tahun ini 1432 H, menjadi bulan yg takkan terlupakan. Banyak hal baru yang tak terduga dalam hidupku. Salah satunya menjadi tariner di Klab-Klip Edutainment.
Dua hari mentraining adik2 OSIS SMAN 2 Ponorogo. Asyik dan menyenangkan, itulah kesan yang saya rasakan. Haru dan termotivasi, insyaallah itulah dampak dari training ini.
Walaupun sudah sering mendengar aa yang disampaikan, namun sungguh luarbiasa hati saya ikut bergetar saat teman saya Mz Hamid dan Mb Hida Ahmadi menyampaikan materi2 dalam training itu. Bahkan di sesi terakhir, Do'a untuk ibu... Membuat hati trenyuh dan ingin sekali rasanya segera bertmu dengan ibu... Bersujud dikakinya...
Di sesi terakhir itu, seluruh peserta ikut meneteskan air mata. Air mata cinta dan kasih sayang untuk ibu yang belum sempat terbalas. Cinta yang selama ini masih diabaikan oleh banyak orang. Cinta yang tulus suci hadir dari naluri seorang ibu kepada anaknya.
Sungguh walaupun seluruh hidup ini diserahkan untuk membalas kebaikan ibu, umur ini masih belum mampu. Kenapa? karena seorang ibu sungguh besar jasanya bagi anak2nya. 9 Bulan 10 Hari menggendong kesana kemari, sabar, melindungi dan menjaganya selama dalam kandungan. Selain itu, ketika akan melahirkan ibu bertaruh nyawa dengan anaknya. Ibu harus menanggung beban rasa sakit yang luar biasa. Hampir2 seluruh sakit di unia ini dikumpulkan jadi satu dirasakan oleh seorang ibu.
Ibu sungguh besar jasanya bagi hidup kita. sungguh tak ada alasan bagi kita untuk tidak sayang kepada ibu kita. Nyawa kita bahkan tak cukup untuk membalas kebaikannya. maka sungguh durhaka kita jikalau selama ini masih banyak kata2 kotor yang kita lontarkan, atau bahkan membantah terhadap apa yang ibu perintahkan. Wahai saudaraku, ayok kita perbaiki diri, berikan yang terbaik dalam hidup ini, sayangi ibu dan bapak kita, sebelum batas waktu menghentikan kita tuk berbuat baik kepadanya.
Ketika zaman Rasulullah SAW dikisahkan ada seorang anak muda, demi baktinya kepada ibunya ia rela menggendong sang ibundanya tercinta untuk berhaji. Bahkan punggung sang pemuda tadi sampai terluka karena harus menempuh bermil-mil jarak yang begitu jauh. Ia lakukan itu karena sangat cinta kepada ibundanya. Ketika bertemu rasulullah, ternyata pengorbanan sang pemuda tadi, masih belum cukup tuk membalas kebaikan ibundanya tercinta. Lalu kita seperti apa?
sungguh banyak dosa jikalau kita msih sering mengabaikan perintah orang tua. Saya yakin setiap orang tua PASTI menghendaki anaknya menjadi anak yang baik, sholeh dan sholehah. Apakah kita sudah seperti itu?
Teman belajarku hari ini yang saya sayangi, ayok kita segera berbenah diri. Yuk kita sayangi orang tua kita, kerja keras mereka untuk kita jangan sampai kita hamdurkan sia2. Jangan buat mereka kecewa dengan tingkahlaku kita yang justru akan menambah siksa bagi kedua orang tua kita.
yuk jadi anak sholeh, sayangi orang tua kita selagi beliau masih ada dan selagi kesempatan masih kita punya. Jangan sampai airmata mengalir setelah mereka tiada. Waku kan terus berjalan seperti apa adanya, tak kan tertunda atau terulang kedua kalinya.
Yuk kita jadikan kita anak yang baik, mengubah arah menjadi muslim yang berprestasi. Betapa bangga orang tua kita jika anaknya berprestasi. dan betapa malang orang tua yang memiliki anak durhaka.
Jadi, mari perbaiki diri, ukir prestasi nan tinggi,dan jangan lupa orangtua disayangi. Jangan sampai ibu kita berkata :
"Maafkan aku nak, jika ketika kamu pulang kerumah nanti, ibu sudah tidak bisa hadir menemanimu. Maafkan ibu jikalau selama ini ibu banyak mengaturmu, itu semua ibu lakukan agar engkau menjadi anak yang sholeh daan sholehah. Kini waktu ibusudah habis. Tolong ananda jaga bapak, dan adik2 mu. Ibu tidak bisa meninggalkan apa-apa untukmu nak. Hanya saja ibu berharap, engkau mau berubah. adilah anak yang sholeh dan sholehah dan do'akanlah ibu agar ibu mendapatkan ampunan dari ALLAH SWT".
Sayangilah orangtua kita selagi mereka masih hidup. Pandang wajahnya, lihatlah betapa kerut wajah di wajahnya mulai menua. Bayangkan betapa peluh keringat yang mereka keluarkan itu semua hanya untuk anaknya tercinta.
Akhirnya, semoga ALLAH SWT masih memberikan kita hidayah dan petunjuknya bagi kita tuk dapat berbakti membuat orangtua kita bahagia, Amin.
"surga dibawah telapak kaki ibu"

Posting Komentar untuk "KKE : Semangat Surat dari ibu"