Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencari pacar Vs Mencari Istri



Dilematis memang, antara mencari pacar atau mencari istri. Pacar kok dicari? Istri ko juga dicari? Apa bedanya mencari pacar dan mencari istri? Di sini saya tidak akan mendefinisikan apa itu pacar, saya anggap pembaca sudah paham dengan apa yang saya maksud. Begitu juga istri. Hal yang menarik untuk kita bahas di sini adalah kata “mencari” dan kata “pacar” atau “Istri.
Banyak orang yang berpacaran, beralasan untuk pendekatan dengan calon yang nantinya akan dijadikan istri. Ini alas an dan dalih lama. Sekarangpun saya rasa masih sama alas an orang mencari pacar. Lebih jauh lagi, mereka pacaran karena mereka yakin bahwa orang yang menjadi pacarnya itu bakalan jadi istrinya dikemudian hari. Maka sekali lagi dalih “mengenal” calon istri ini digunakan.
Tak hanya itu, alas an untuk “memotivasi” agar semangat belajar, semangat beribadah, pun semangat untuk enjalani hidup  menjadi alas an yang dijadikan kambing hitam oleh orang yang “pacaran”. Siapa lagi yang mau membuatnya semangat kalau bukan pacarnya? Namun dalam kenyataannya, tak sedikit orang yang ketika berpacaran justru semangatnya berubah. Orientasi hidupnya berubah. Bahkan perilaku dan tingkahlakunya berubah. Seolah pacarnya itulah segalanya. Semacam kecanduan begitu. Sehingga ketika dia tak jumpa dengan si “pacar”, dia merasa kesepian, gelisah dan bahkan bias marah-marah.
Begitu juga dengan kecenderungan untuk terus ber SMS an. Memanggil dengan panggila mesra. Itulah pacaran. Alasannya? Apa lagi kalau bukan pendekatan untuk calon istri. Mungkin ada sebagian dari pembaca yang telah melakukannya dan mungkin ada juga yang belom. Minimal kita tahu dasar-dasar dari perbuatan yang menurut saya alasannya masuk akal, namun secara syari’ah, hal semacam ini amat sangat tidak syar’i. cara seperti ini tidak dianjurkan dalam islam. Maka kite sebagai seorang muslim tak boleh melakukan hal yang sedemikian.
Berangkat dari pendahuluan beberapa paragraph diatas, saya mencoba mengkaji dan mentelaah ulang beberapa perilaku dari mencari calon istri dan mencari calon pacar. Apakah keduanya sama? Ataukah amat sangat berbeda? Kalau sama, samanya dimana? Kalau beda, bedanya dimana?
Beberapa buan yang lalu saya telah menulis tentang pernikahan. Apa itu pernikahan yang syar’I dan mana yang bukan. Pada dasarnya keduanya sama-sama menikah, namun caranya yang berbeda. Dan islam sudah menganjurkan dan mengajarkan cara yang terbaik bagi pemeluknya untuk menikah. Demikian juga untuk mencari istri.
Istri memang tidak dicari, namun dijemput. Betul? Secara sadar, kita paham bahwa jodoh ditangan Allah Swt, namun jika tidak dijemput ya kapan ketemunya. Hamper sama dengan rezki. Emang rezeki udah ditentukan, namun juga perlu dijempur. Betul? Nah, cara menjemputnya itu yang harus syar’i. sesuai dengan ajaran islam.
Sebelum pacaran ada namanya PeDeKaTe alias masa pendekatan. Biasanya minta nomor HP, SMS an, Facebookan, Charingan dll. Masa PeDeKaTe ini nantinya berakhir pada pacaran. Goal akhirnya? Apa lagi kalau bukan pacaran. Hm… Inilah yang menjadi keresahan saya. Ketika ada sebagian orang, yang sudah berkomitmen untuk menikah tanpa pacaran, mencari istri tanpa pacaran, ataupun mencari suami tanpa pacaran, justru mereka berdalih untuk pendekatan dengan orang yang juga tidak pacaran dan memiliki niat sama untuk menikah tanpa pacaran.
Bias jadi, dalam hal ini sama saja yang pacaran dan yang tidak pacaran. Maka dari itu harus ada pembedanya. Hendaknya seseorang yang telah berkomitmen untuk menikah tanpa pacaran, dia berusaha sekuat tenaga untuk lepas dan bebas dari yang namanya pendekatan kepada siapapun. Ya, kepada siapapun. Mungkin ini berat, namaun itu harus dilakukan agar niat tetap lurus dan kerja tetap ikhlas. Tak ada tendensi apapun dalam bermuamalah. Tidak ada yang namanya “modus” aau apalah nama lainnya. Itu menurut saya.
Jadi? Mulailah untuk menjaga diri, utamanya interaksi antar ikhwan dan akhwat. Tak usah risau dan galau. Tak usah bingung dan bimbang. Helakan rasa gelisah dan berusahalah untuk tenang dalam menghadapi segala kondisi. Sekali lagi “kalau jodoh takkan kemana”, kalau belom jodoh? Nah itu biasanya “kemana-mana”. Maksudnya mencari ilmu dulu. Bekali diri dengan yang pasti. Buat karya sebaik mungkin. Trus? Kalau sudah siap, insyaallah waktu yang tepat, jodohpun akan segera menghampiri. Tapi perlu dijemputkan? Iya, dijemput. Jemputnya ke Murabbi, bukan ke orangnya langsung. Percayalah, cara yang baik, awal yang baik, proses yang baik akan berakhir dengan kebaikan. dan akhirnya, mencari pacar tidak sama dengan mencari istri.
“Dan allah swt telah menciptakan manusia berpasang-pasangan”

Po, 6/09/13

Posting Komentar untuk "Mencari pacar Vs Mencari Istri"