Menumbuhkan jiwa pahlawan
Menumbuhkan jiwa pahlawan
Sering
dalam sebuah organisasi terjad konflik antar anggota. Parahnya lagi, konflik
ini berubah fokus dari masalah organisasi menjadi masalah pribadi. Masalah
pribadi dikait-kaitkan dengan masalah organisasi. Mungkin pribadinya kurang
puas dengan organisasi, kurang suka dengan salah satu personel dan mungkin juga
jenuh karena posisinya dalam organisasi tidak begitu berpengaruh.
Semua
itu sebenarnya adalah penyakit individu. Jika penyakit ini dibiarkan maka
mereka akan terus berkutat mengurusi masalah internal, padahal tujuan utama
dalam organisasi adalah bagaimana agar tujuan organisasi itu dapat tercapai.
Tidak penting siapa orang didalamnya yang terpenting bagaimana masing-masing
individu dapat memberikan kontribusi untuk organisasi, bukan menjadi masalah
baru dalam organisasi. Kapan organisasinya maju jika terus konflik antar
anggota atau bahkan lupa dengan tujuan organisasinya.
Konflik
ini sebenarnya tidak akan terjadi ketika setiap individu mampu saling memahami,
memahami untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Disinilah pentingnya setiap kader menumbuhkan jiwa pahlawan.
Dalam
gelap, pahlawan hadir sebagai penerang. Dalam pekatnya awan hitam, pahlawan
hadir sebagai cahaya. Dalam kebuntuan ia hadir memberikan jalan keluar. Ia siap
dipimpin dan siap memimpin. Siap bekerja dan siap berkontribusi dengan harta
dan jiwanya. Mau berpikir dalam tataran konsep dan mau bekerja menjalankan
konsep.
Sudahkah
kita hadir sebagai solusi? Tak jarang dalam sebuah organisasi, saat melihat
medan yang begitu menantang, sebagian dari kader merasa tidak tertantang. Saat
melihat meda begitu berat, ia lemah terbawa keadaan. Namun TIDAK bagi seorang
pahlawan. Disaat ada tantangan ia tertantang untuk menang, bukan lari atau
mengerutu seperti pecundang. Disaat yang lain bekerja maka pahlawan ikut
bekerja. Lelah? Itu pasti. Bukankah Rasulullah SAW juga mencontohkan bahwa
seorang pahlawan juga harus ikut bekerja keras, bahkan ia harus berada didepan
berdiri tegak berani menghadapi musuh, bukannya berlindung dibelakang.
Pahlawan
hadir menjadi solusi dalam setiap masalah. Melihat peluang dalam setiap
tantangan. Melihat solusi dalam segala kondisi. Pahlawan berpikir untuk
bertindak dan bertindak untuk berpikir. Pahlawan tidak hanya bersorak karena
yang bersorak itu biasanya penonton, bukan pemain, sedangkan pemain bukanlah
penonton. Pahlawan bukanlah penonton melainkan pemain. Kata-katanya adalah
motivasi untuk menang, bukan melemahkan untuk berhenti berjuang.
Pahlawan
itu menjadi madu dan obat, bukan menjadi candu yang memabukkan dan melemahkan.
Keringatnya adalah keringat perjuangan. Sorot matanya adalah sorot mata
kesucian, semangat dan optimis. Kerjanya adalah kerja yang ikhlas, keras dan
cerdas, bukan cerdas, tidak ikhlas dan keras.
Itulah
pahlawan. Ia tidak lari dari masalah, namun bersegera menyelesaikan masalah. Ia
tidak membuat masalah baru namaun berkontribusi menyelesaikan masalah yang ada.
Jiwa
pahlawan adalah jiwa pejuang. Dibentuk bukan karena kesenangan-kesenangan atau
bahkan kenyamanan-kenyamanan, melainkan ia dibentuk oleh tantangan, diasah oleh
masalah, dan dibuktikan dengan perbuatan. kehadirannya membawa perubahan,
semangat dan harapan, bukan menjadi penggerutu, pembesar masalah dan
menghentikan dakwah. Ia tidak lari dari masalah... tidak kalah oleh masalah...
Ia hadir untuk membngun hidup, menciptakan keadaan, bukan ingin lari dari
kenyataan dan terbawa oleh keadaan.
Itulah
pahlawan.. Antum?
“belajarlah
(carilah ilmu) sebelum kamu menjadi pemimpin” Kata
Umar ra.
Posting Komentar untuk "Menumbuhkan jiwa pahlawan"
Terimakasih...