Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa aku tidak bisa terbang?



Oleh : Derit Vikiyon
“Bunda, mengapa aku tidak bisa terbang?” begitulah si anak burung yang paling kecil curhat kepada ibunya. Dia merasa sedih dan nelangsa karena ia satu-satunya anak yang tidak bisa terbang. Dan kini usianya sudah beranjak dewasa. Dia merasa iri dengan saudaranya yang lain. Mendengar keluhan dari anaknya itu, kemudian si Induk dengan pelan penuh kasih sayang memeluk si anak. Nasihat si induk dengan pelan “Begini ananda.” Lanjutnya “dulu ibu pernah mengajarimu untuk terbang. Namun disaat saudara-saudaramu yang lain mau belajar, justru ananda hanya bermalas-malasan. Ananda selalu bilang “Ibu, ananda takut. Ananda tidak usah berlatih ya hari ini?”. Hari pertama ananda bilang begitu dan Ibu izinkan ananda untuk tidak berlatih. Hari berikutnya ananda ibu paksa. Ibu motovasi “Ayo ananda. Ananda pasti bisa”. Namun ananda tetap tidak mau. Ananda beralasan “nanti kalau ananda sakit bagaimana? Ananda takut.”. Banda pun tak mampu berkata apa-apa. Apalagi ananda selalu menangis jika ananda Bunda minta untuk berlatih. Hari terus berganti dan ananda pun tak pernah bisa mengalahkan rasa takut ananda. Dan akhirnya beginilah. Ananda tak bisa terbang. Begitu juga dengan kondisi ananda yang selalu bermalas-malasan. Ananda tak mau mencari makanan sendiri. Saat bunda ajak mencari makan, ananda selalu beralasan malas dan ngantuk. Bundapun tak bisa memaksa ananda. Dan beginilah ananda saat ini, tak bisa terbang dan tak bisa mencari makan sendiri.”
====
            Sahabat muslim yang berbahagia. Dari cerita di atas minimal kita bisa belajar tentang keberanian. Keberanian untuk memulai. Keberanian untuk mengalahkan rasa takut. Dalam cerita ini Si anak burung selalu takut untuk belajar terbang. Akhirnya sampai beranjak dewasa pun dia belum bisa terbang. Ini sama dengan kehidupan sebagian pelajar saat ini. Misalnya saja ada pelajar ingin menjadi juara satu. Keinginannya bagus, namun ketika ada Guru yang memberikan tantangan untuk mengerjakan soal di depan kelas, dia cenderung takut dan tidak berani maju kedepan. Takut kalau-kalau jawabannya salah. Takut jika ditertawakan. Takut jika nanti dianggap bodoh dan lain sebagainya. Padahal dia tidak akan pernah tahu seberapa besar kemampuannya, sebelum dia mencobanya. Maka dari itu beranilah untuk mencoba menaklukkan tantangan-tantangan yang ada di depan kita agar masa depan kita berubah.
            “Jika kita ingin tahu mana teh asli dan mana teh palsu, maka memasukkanlah teh kedalam air panas” begitulah orang bijak menasihatkan. Artinya, jika kita ingin tahu apakah kita bisa atau tidak, maka caranya mencobalah. Beranilah mencoba pada hal-hal yang mungkin kita takut melakukannya. Misalnya ingin bisa berbicara di depan umum. Awalnya kita takut, namun jika kita tidak pernah berani memulai untuk berbicara di depan umum, maka kita tidak akan bisa selamanya. Pertama mungkin salah kata dan ditertawakan, namun teruslah mencoba karena besi yang terus diasah akan menjadi tajam, begitu juga dengan diri kita. Jika terus dilatih pasti bisa. Teruslah mencoba dan kalahkanlah rasa takutmu. Seorang mahasiswa berprestasi nasional, Elang Gumilang pernah berkata, “Orang sukses itu adalah mereka yang bisa mengalahkan rasa takutnya dan rasa malunya”. Maka dari itu, masihkah kita takut untuk memulai? Masihkah kita malu untuk memulai? Jika demikian, jangan salahkan siapa-siapa jika sahabat seperti si ananda dalam kisah diawal tadi.
Salam cinta Motivator Muda (@Deritvikiyono www.deritviki.blogspot.com)

Posting Komentar untuk "Mengapa aku tidak bisa terbang?"