Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1433H bersama TPA Darussalam


Santri Tampil


Sudah lama tidak menulis tentang TPA Darussalam. TPA yang didirikan dengan semangat gotong royong. Alhamdulillah… kali ini saya akan menuliskan kembali tentang TPA Darussalam.
Beberapa waktu yang lalu sempat saya berpikir untuk off dari TPA Darussalam, karena saya merasa kurang maksimal di sana dan saya ingin mencoba untuk fokus dalam bidang yang saya sukai, cintai dan senang. Namun karena beberapa hal, akhirnya mewajibkan saya untuk tetap di TPA Darussalam. Hm… Semoga Allah Swt menguatkan dan memudahkan. Aamiin.
“dakwah tidak butuh kita, tetapi kita yang membutuhkan dakwah. Tanpamu dakwah tetap hidup, namun dirimu tanpa dakwah tak bisa hidup. Percayalah” Derit Vikiyono.
Setiap langkah dimaknai sebagai kerja dakwah. Dakwah mengajak kepada Allah Swt dan untuk mengentaskan manusia dari kejahiliyahan/kebodohan. Begitu juga keberadaan saya di TPA Darussalam. Saya memaknainya sebagai bagian dari dakwah. Ini mungkin hanya kerja kecil, namun sesungguhnya ini kerja besar. Kecil karena jumlah santrinya sedikit, namun besar apabila semua santri itu mampu menjadi orang-orang yang akan memimpin negeri ini. Insyaallah… kecil karena energy yang terfokus di sana tidak besar, namun sesungguhnya kerja di sana adalah kerja besar karena kami sedang ikut membangun perubahan peradaban. Apapun maknanya, semoga tetap bismillah dan fii sabilillah. Aamiin.

Ustad Luqman bersemangat meberikan semangat

Perjalanan TPA Darussalam yang hampir satu tahun ini memberikan banyak pelajaran berharga. Pelajaran untuk mendewasakan diri, belajar memahami dan belajar menjadi orang tua, karena sejatinya guru adalah wakil orang tua. Dan ternyata setiap kata dan sikap menjadi cerminan murid kita. Dia melakukan apa yang gurunya lakukan dan dia mencontoh dengan sangat pandai. Kecakapan ini di butuhkan oleh seorang guru. Akhlakmu menentukan karakter muridmu. Dan sebenarnya masih banyak lagi pelajaran-pelajaran berharga yang saya dapat dari TPA Darussalam ini, semoga nanti bisa saya tuliskan tentang “refleksi 1 Tahun perjalanan TPA Darussalam”, insyaallah… kali ini kita fokus bahas isra’ mi’raj saja. Oke?
Kegiatan isra’ mi’raj dilaksanakan malam ahad kemarin, tepatnya tanggal 8 malam tanggal 9. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 30 orang wali santri dan masyarakat sekitar. Tempat acara di gedung TPA Darussalam. Sebenarnya ada kisah lucu dan menarik, namun kali ini saya tuliskan saja terkait isi dari ceramah dan urgensi dari pengadaan acara ini. Untuk cerita yang lain biar ditulis oleh Ustad/zah TPA Darussalam yang lain (Call @Susilo, @Sholehudin, @Sutrisno, @Fatimah, @Shelvya dan @Andriani). Kayaknya Ustad/zah juga udah gatal tangannya untuk meng share dengan antum semua, kisah lucu, unk, menarik dan yang menginspirasi.

Undangan antusias mengikuti kajian

Dalam kesempatan itu, kami mengundang Ustad Luqman Hakim. Beliau adalah ketua Yayasan Al-Madinah. Beliau alumni Gontor dan S1 beliau di madinah, S2 di LIPA Jakarta. Dengan apik dan menarik serta guyonan yang khas dan merakyat, beliau menghipnotis peserta yang hadir. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan tiga poin penting dalam peringatan isra’ mi’raj. Tiga poin itu adalah sebagai berikut :
Pertama, beliau menyampaikan bahwa isra’ mi;raj itu kaitannya erat dengan Allah Swt. Maka dari itu beliau mengajak agar peringatan ini dijadikan sebagai salah satu momentum untuk meningkatkan kedekatan kepada Allah Swt.
Kedua, isra’ mi’raj kaitannya erat dengan Rasulullah Saw. Sehingga beliau mengajak untuk meneladani Rasulullah Saw, terutama kepribadian beliau dan keseharian beliau. Karena pesertanya bapak-bapak dan ibu-ibu, maka dalam kesempatan itu disampaikan contoh tentang kemesraan rasulullah bersama istri-istrinya.
Ketiga, isra’ mi’raj endingnya adalah perintah sholat, maka beliau mengajak warga yang hadir untuk menjalankan, memperbaiki dan meningkatkan kualitas sholat. Beliau juga mengajak untuk memakmurkan masjid.

Bapak Slamet memberikan sambutan

Ketiga poin inilah yang menjadi pokok bahasan menarik malam itu. Seru, menarik, asyik dan menggugah. Wargapun memberikan apresiasi yang positif. Bapak Slamet (ketua Yayasan Darussalam) pun merasa senang dan bangga. Beliau tak menyangka TPA Darussalam masih bisa eksis meskipun kondisinya masa perjuangan.
Selanjutnya, saya tadi berjanji untuk menyampaikan urgensi acara ini. Pada intinya, acara ini digelar sebagai :
Pertama, sarana silaturahim antara warga, wali santri, pengurus yayasan dan ustad/zah TPA Darussalam. Sehingga antara elemen di atas mampu bersinergi dan memiliki hubungan emosional yang baik sehingga mampu bersama-sama untuk mendukung pendidikan di TPA Darussalam.
Kedua, sarana memperingati isra’ mi’raj. Semoga ini bisa menjadi pengingat dan dakwah dari TPA Darussalam kepada masyarakat.
Ketiga, sarana syi’ar TPA Darussalam, mengingat jumlah santri yang belom banyak, semoga dengan acara ini banyak warga yang tahu dan tertarik menitipkan anaknya ke TPA Drussalam.
Keempat, sarana penyambung lidah antar elemen yang ada karena memang TPA Darussalam ini dibangun dari warga sehingga perlu adanya koordinasi dan pertangungjawaban terhadap warga.
Kelima, sarana pengkaderan bagi santri. Melatih santri untuk berani tamil di depan wali. Ini juga bagian dari refreshing agar santri tiak jenuh dengan kegiatan di TPA Darussalam.
Insyaallah lima poin ini dulu yang kami share, meskipun juga masih banyak keuntunga lain dari diadakannya acara ini, semoga acara ini berbekas dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan TPA Darussalam. Aamiin.

2 komentar untuk "Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1433H bersama TPA Darussalam"

Terimakasih...