MERINDU KAMPUNG HALAMAN
5 Mei 2013,
bagi sebagian orang, mungkin ini hari biasa, tetapi bagiku ini hari yang luar
biasa. Bagaimana tidak? saya mengunjungi tempat yang belum pernah saya
kunjungi. Suasananya indah. Ada tempat irigasi, didekatnya ada jalan selebar 2
meter beraspal, didekatnya lagi ada sawah bersab-sab, tertata dengn indah. Di bawah
ada sungai yang mengalir indah, meski airnya tak memenuhi bibir sungai. Ya,
itulah Bekiring, pulung tempat yang saya kunjungi hari ahad 5 Mei 2013.
Setiap kali
saya mengunjungi tempat yang berbau bukit dan gunung, saya selalu teringat
dengan kampung halaman saya, maklum saya lahir di lampung dan kondisinya
mayoritas bukit dan gunung. Jadi tidak heran jika harus menemui pemandangan
yang semacam itu, tak terkecuali di bekiring ini.
Melihat sungainya,
saya teringat ketika saya kecil dulu, mainan faforit di air, tepatnya di
sungai. Lompat dari atas pohon, batu besar bahkan dari atas jembatan. Satu dengan
yang lain saling berlomba, “siapa yang paling tinggi lompatannya, dialah yang
paling hebat”. Asyik dan menyenangkan. Gembira penuh keceriaan. Dan itu semua
dilakukan hampir setiap hari. Bermain di sungai di sore hari sepulang dari
sekolah.
Melihat sawah
di bekiring, saya teringat dengan hamparan sawah di Lampung. Namun saying,
sawah-sawah di lampung kini sudah beralih fungsi menjadi perkebunan. Ada yang
ditanami pohon karet, ada juga yang ditanami pohon sawit. Tetapi Alhamdulillah,
saya masih bias menkmati suasana sawah di bekiring ini. Semga tetap asri.
Melihat sungai
kecil di pinggir sawah, saya jadi teringat ketika saya kecil dulu, suka mencari
ikan. Padahal ikannya nggak besar, bahkan sangat kecil. Yah, mungkin karena
saya masih anak-anak ketika itu, jadi masih suka bermain air dan yang penting
nyari ikan. Masa kecil yang dirindukan, J
Terakhir,
sebelum pulang, kami berkunjung ke rumah salah seorang teman. Di sana disuguhkan
jeruk. Saya jadi teringat dengan tanaman Bapak saya, sekitar 1 Hektar ditanami
jeruk, namun sayangnya kurang berhasil, mungkin tanahnya yang kurang cocok.
Ok,
baiklah, insyaallah itu edisi kita kali ini, Do’akan bias istiqomah menulis.
Sepertinya enak juga jadi penulis, sambil duduk di depan rumah, menghadap
Laptop, sambil dibikinkan kopi sama istri, He he he.
Posting Komentar untuk "MERINDU KAMPUNG HALAMAN"
Terimakasih...