Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

RTS : When You Are Galau



RTS : When You Are Galau
Akhir-akhir ini saya banyak mengkhawatirkan diri saya. Saya takut ada ketiga penyakit ini dalam diri saya. Mungkin karena posisi yang menjadikan saya terlena. Posisi sebagai atasan, terkadang menjadikan saya merasa sok dan terkesan menyombongkan diri.
Padahal seharusnya tidak demikian. Saya hanyalah manusia biasa. Sama seperti layaknya manusia lainnya. Saya makan dan minum. Sayapun juga memiliki perasaan. Pokoknya sama dengan antum semua.
Saya sangat berharap, jangan menganggap mentang-mentang saya pernah menjadi ketua KAMMI atau menjabat apalah ditempat lainnya menjadikan jaminan bahwa saya adalah orang yang hebat. Sungguh Allah SWT tak memandang kedudukan dihadapan manusia, namun memandang kedudukan disisiNya.
Dulu saya orangnya obsesif. Memiliki obsesi tinggi. Standar tinggi. Harapan tinggi. Namun kini, saya sedang mengintrosfeksi diri. Memandang kembali. Melihat kembali. Menengok masa lalu dan menyusun harapan diamasa depan.
Dulu saya beranggapan, posisi menentukan kontribusi. Maka saya berusaha menjalankan posisi terbaik dalam setiap keadaan. Mencoba amanah dan mensukseskannya. Dan saya juga terinspirasi oleh Umar Bin Abdul Aziz. “Sesungguhnya jiwa ini adalah jiwa perindu, dulu aku merindukan kepemimpinan dan akupun mendapatkannya.”.
(Benarlah kata-kata ini. Ingal ALLAH Selalu, Itu pesan saya)
Berangkat dari meneladani Umar Bin Abdul Aziz, saya selalu memiliki harapan untuk menjadi yang terbaik dimanapun dan kapanpun. Namun kini saya merasa kebanggaan itu sudah melampau batas. Hingga yang muncul bukan lagi aksi, namun pemikiran. Saya juga masih belum begitu paham dengan perubahan kontribusi ini. Namun saya selalu berusaha agar bisa berkontribusi dalam setiap agenda kegiatan apapun.
Membersihkan jiwa, menyucikan kembali hati. Berbangga bukanlah sebuah kebanggaan, namun sebuah kemaksiatan yang harus dikikis habis sampai keakar-akarnya. RTS (Riya’, Takabur dan sombong) harus kita obati.
Saya haru ketika menyaksikan film Umar bin Khatab. Ketika islam mengalami kejayaan, beliau menjadi sering meneteskan air mata. Banyak mengingat Allah SWT. Sepertinya inilah obat dari penyakit RTS. Mengingat Allah SWT, kapanpun dan dimanapun. Dan kia perlu 3 T (Tidak membanggakan diri, Tidak menganggap orang lain lebih rendah dari diri kita, Taat kepada Allah SWT).
Semoga Allah SWT membebaskan kita dari penyakit Riya’ takabur dan sombong.
Aa Gym Mengatakan  “Semakin sombong semakin mudah tersinggung. Orang sombong merasa kebenaran hanya miliknya sehingga sulit menerima pendapat yang lain. Ciri sombong: Bila dikritik jadi emosi lebih sibuk membela diri daripada menafakuri dan mensyukuri. Malangnya orang sombong tak merasa dirinya sombong, justru sibuk menganggap yang tak disukainya sebagai orang sombong.”
Nasihat Ustad Rahmat Abdullah “Merendahlah, engkau kan seperti bintang-gemintang Berkilau di pandang orang Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi Janganlah seperti asap Yang mengangkat diri tinggi di langit Padahal dirinya rendah-hina”

Posting Komentar untuk "RTS : When You Are Galau"