Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menikmati Peran...



Oleh Derit Vikiyono
 
“Hidup ini membutuhkan peran ganda. Terkadang kita sebagai anak, teman, pemimpin, anggota, adik dan seterusnya. Hidup tak lepas dari peran ganda”
Suatu hari ada seorang pemuda namanya rita. Temannya Rita curhat, “Rit, saya sedang dalam dilema. Hatiku terasa galau. Aku bingung. Aku bingung antara kuliah atau berorganisasi. Aku berhenti saja ya dari organisasi ini. aku ingin fokus kuliah.”. suatu ketika datang lagi teman yang lain, “Rit, aku bingung, fokus ke kuliah atau aku fokus untuk bekerja ya?”.
Sahabat, problem seperti ini sering sekali menjadikan kita seakan-akan harus memilih salah satunya. “kuliah” atau “kerja”, “kuliah” atau “berorganisasi”, “membahagiakan orangtua” atau “kuliah”. Masalah seperti ini sebenarnya masalah klasik yang sekarang harus mulai kita ubah cara mensikapinya. Kita ubah sudut pandang kita. perlu kita sadari bahwa dalam hidup ini kita memiliki peran ganda. Siapapun memiliki peran ganda seorang bayi pun memikiki peran ganda, selain sebaai sebagai anak, bayi juga sebagai adik atau kakak, dan kadang sebagai teman sesama bayi.
Sahabat, terkadang orang-orang terjebak dalam pemikiran “ketika saya fokus di kedua-duanya saya tidak akan sukses”. Pemikiran seperti ini harus diubah. Bukankah setiap peran saling mendukung peran yang lain? Ketika kita baik sebagai mahasiswa, secara otomatis orangtua kita akan bangga dan itu artinya kita membahagiakan orangtua kita. Kuliah sukses orangtua bangga. Begitu juga dalam berkarir dan berkeluarga. Disaat karir kita sukses bukankah keluara juga akan bahagia?
Jangan pernah membenturkan peran dalam hidup jika anda ingin sukses. Karena ketika kita membenturkan maka akan ada salah satu yang kita kesampingkan dan kitapun tidak akan fokus dalam mengambil tindakan. Perlu kita ingat, sukses tidak diawali dengan keragu-raguan, tapi diawali dengan keoptimisan dalam mengambil tindakan. Tidak ada kerguan dalam ia melangkahkan kaki. Dan keoptimisan ini hanya bisa dicapai oleh orang yang tidak membenturkan peran dalam hidupnya.
Membenturkan peran dampaknya sangat fatal. Apalagi jika ini terjadi pada seseorang yang perfeksionis (mengharapkan kesempurnaan dalam satu hal). Bisa jadi dia akan tersingkir dan selalu galau/bersedih karena dia tidak bisa menempatkan diri dalam segala posisi karena belum memahami peran hidup. Perannya di rumah bisajadi dibawa ke tempat kerja, begitu juga sebaliknya. Sehinga dimanapun ia berada masalah-masalah selalu dibawanya kemana-mana.
Sahabat QA, perlu kita mulai untuk memahami peran hidup kita. Saat kita menjadi anak, posisikanlah diri kita sebagai anak. Saat menjadi oran tua, posisikan diri kita sebagai orang tua. Saat menjadi ketua organisasi posisikan diri kita sebagai ketua organisasi. Inilah inti dari peran hidup dan kita suatu saat akan dapat menikmati betapa enaknya, betapa bahagianya dengan peran dalam hidup kita. not just a son but sometimes as a parent. Tidak sekedar anak karena suatu ketika kita akan menjadi orangtua.
“empan papan empan panggonan” kata pepatah jawa.
Mengetahui dimana diri kita berada, kapan waktunya dan dengan siapa kita berada. Yang pasti sikap kita akan berbeda ketika bersama orang tua (kita sebagai anak), bersama teman (kita sebagai sahabat) dan bersama atasan (kita sebagai anak buah). Kunci dari semua itu adalah tahu diri, kapan harus menjadi anak, orangtua ataupun anak buah.
Jika kita belajar dari Rasulullah SAW, beliau adalah teladan yang patut kita contoh. Beliau juga memiliki peran ganda tak hanya sebagai orang tua, namun juga sebagai seorang ayah, pemimpin negara, sahabat, da’i dan ulama. Ketika berperan sebagai seorang ayah, beliau bertugas mencari nafkah dan mendidik anak dan istrinya, namun tugas itu tidak kemudian menjadikan Rasulullah SAW berhenti dari berdakwah. Inilah yang perlu kita sadari “dalam setiap peran ada hak dan kewajiban yang harus kita tunaikan, namun sekali lagi jangan membenturkannya”
Sebagai anak tugas kita berbakti. Sebagai orang tua tugas kita membimbing anak menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah. Sebagai pekerja tugas kita bekerja dengan sebaik-baiknya (keras-cerdas-ikhlas-tuntas). Sebagai pelajar kita belajar dengan sungguh-sungguh.
Ingat sahabat, setiap peran ada hak dan kewajiban. Tunaikan dulu kewajiban barulah menuntut hak. Sebagai seorang teman kita wajib membantu dan memberikan solusi. Hak kita adalah untuk didengar dan diberi solusi. Ingat, dalam setiap hak kita ada juga hak yang sama bagi orang lain. Sebagai orang tua hak anak adalah dibimbing, disekolahkan dan dinikahkan. Kewajiban orangtua terhadap anak adalah membimbing, menyekolahkan dan menikahkan. Lalu apa hak orang tua atas anak? Disayangi, dipatuhi (selama dalam hal kebaikan), dihormati, dibantu dan dido’akan.
Peran sebagai obat
Apakah bisa peran dalam hidup kita sebagai obat kejenuhan? Sangat bisa. Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sesekali beliau becanda dengan istrinya disaat beban dakwah semakin berat. Sesekali Rasulullah SAW bercanda dengan sahabat. Sesekali beliau juga menjadi da’i.
Mungkin kita pernah merasa penat dengan tugas tugas dalam setiap peran. Dalam kondisi seperti ini, belajarlah untuk menikmati dan berpindah dari satu peran ke peran yang lain. Saat sibu menjadi orang tua, cobalah berpindah dengan silaturahim kerumah teman. Disaat sibuk menjadi mahasiswa, cobalah nikmati kehangatan bersama keluarga. Setiap peran dapat dijadikan sebagai tempat refreshing untuk menenangkan diri sejenak.
Insyaallah cara diatas dapat menguruangi kepenatan kita. pernah seorang teman curhat, “rasanya aku pusing memikirkan tugas-tugas kuliah?”. Disaat yang lain “waduh mas, aku mumet mikir Oranisasi”. Kemudian saya tanya “anda punya keluarga? Bapak punya sawah?”. “ya Mas.”. kemudian saya sarankan “sesekali cobalah membantu orangtuamu di sawah. Karena itu akan menjadikanmu lebih segar dan lebih luas dalam memandang kehidupan.”. Ahirnya dicobalah saran saya ini. dan akhirnya saat bertemu saya dia berkata “bener mas apa kata sampean. Disawah rasanya semua masalah hilang dan sedikit banyak membantuku untuk dapat berpikir jernih dalam berorganisasi. Terimakasih ya mas”.
Nah, selamat mencoba. Selamat belajar, semoga ALLAH SWT memudahkan langkah kita untuk dapat menempatkan diri dalam posisi apapun dan tidak membenturkan antar peran yang satu dengan yang lain karena jika kita membenturkan peran kita, itu artinya kita telah mundur selangkah dari kesuksesasan.


Posting Komentar untuk "Menikmati Peran..."