Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Obat Anti Galau (1)


Sebagian besar masalah yang membuat manusia galau biasanya disebabkan oleh masalah-masalah dunia. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ust Yusuf mansur. Suatu ketika beliau diajak naik mobil pribadi sahabatnya. Sahabatnya itu curhat kalau usahanya sedang anjlok/bangkrut dan dia merasa dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi. Padahal ketika itu Ust Yusuf mansyur sedang berada diatas mobil pribadi sahabatnya. Lalu sahabatnya itu mengeluh dan berkata “sebenarnya saya kurang apa Ust?” ia mengeluh dan memelas.

Dengan tegas Ust Yusuf Mansyur menjawab “kurangnya apa? Kurang syukur”. Ya, kurang bersyukur. Bagaimana tidak, sahabatnya itu masih mempunyai mobil pribadi, rumah dan usahanya juga belum tutup, hanya turun omset tapi ia bersedih seakan dunia sudah kiamat.

Sahabat, sering kali hati kita dipenuhi oleh-masalah-masalah dunia. Kita seringkali memasukkan masalah dunia sebagai hal yang segalanya. Padahal dunia ini hanyalah tempat yang sementara. Sebagaimana Rasulullah SAW mengibaratkan hidup kita di dunia ini seperti seorang pengembara yang singgah sebentar dibawah pohon. Lama? tidak lama, sebentar saja. Hanya sebentar.

Ada masalah yang lebih besar sekedar masalah dunia, yaitu masalah akhirat, namun bukan berarti memisahkan urusan dunia dan akhirat. Justru mari kita gunaan dunia ini sebagai bekal untuk akhirat. Karena dunia akan menentukan akhirat. Jika seseorang di dunianya nggak kenal sama ALLAH SWT, bagaimana ia bisa akan mendapatkan perlindungan di akhirat nanti?

Sahabat, apakah kita masih merasa bahwa dunia ini segalanya?

Sahabat, jangan pernah kita menganggap dunia ini segalanya karena dunia ini hanyalah kecil. Coba bandingkan dunia dengan planet-planet yang lain. Betapa dunia ini hanya seper puluhannya. Apalagi jika dibandingkan dengan matahari. Betapa sangat kecilnya dunia ini. Siapa yang menciptakan? Dialah ALLAH SWT Yang Maha Besar. Jika dunia ini kecil, apalagi diri kita. Pasti diri kita lebih kecil lagi. Maka dari itu jangan pernah memandang dunia ini besar. Pandanglah dunia sebagai sesuatu yang kecil. Tenang saja kalok urusan dunia.

Anehnya, seringkali kita bersantai-santai ketika kita melanggar urusan akhirat. Misalnya saja terlambat sholat. Katanya kita mengaku sebagai orang yang beriman, tapi mengapa kita sering tidak bertobat ketika melanggar perintah ALLAH SWT? Seharusnya kita lebih galau atau sedih karena terlambat sholat daripada galau karena tidak mempunyai pulsa atau omset usaha sedang turun.

Jangan pernah risau karena urusan dunia. Mari kita yakini bahwa rizqi kita telah diatur oleh ALLAH SWT. Jodoh, hidup dan mati kita juga telah diatur oleh ALLAH SWT dan nggak mungkin teertukar.

Sahabat, kemewahan dunia hanyalah titipan. Jangan sampai membuat kita risau. Bukankah ketika kita lahir kita tidak membaw apa-apa? Begitu juga ketika kita mati nanti.

Nah sahabat, mari belajar memaknai hidup. Mari belajar menggenggam dunia dalam tangan dalam artian anggap saja dunia ini hal yang kecil dan mari kita hujamkan akhirat dalam hati. Jangan ada yang membuat kita resah kecuali jika itu dapat mendatangkan murka ALLAH SWT.

Ada sebuah ilustrasi menarik tentang tiga orang penyelam. Mereka mendapat tugas untuk mengambil mutiara didasar laut. Ketiganyapun mulai masuk kedalam laut. Sesuai dengan jumlah tabung oksigen yang mereka bawa, mereka harus dapat kembali dari dasar laut tidak lebih dari 5 menit.

Lima menit telah berlalu. Dua dari mereka membawa hasil mutiara yang indah. Beberapa menit kemudian, muncullah penyelam terakhir dari laut dan malangnya ia tidak membawa apa-apa. Mengapa? Ternyata ia terlena dengan keindahan yang berada di dalam laut sehingga ia lupa akan tujuannya menyelam yaitu mencari mutiara.

Nah, sahabat. Begitu juga dalam hidup kita. ALLAH SWT mengutus kita kedunia untuk mengEsakan ALLAH SWT, untuk menyembah dan bergantung kepadaNya. ALLAH SWT memerintahkan kita untuk beribadah kepadaNya. Jangan sampai kita terlena. Mari segera bangun dan sadari bahwa kita ini sedang di dunia, tempat kita menanam untuk bekal di akhirat.

Maka dari itu, mari kita jadikan dunia sebagai tempat menanam tuk bekal di akhirat. Sop galau yang nggak bener. Galaulah karena kita belum bisa menjadi hambaNya yang terbaik. Setuju? Terus perbaiki diri tak kenal henti tuk raih ridho illahi ALLAH Rabbul Izzati.

Sumber dari Buku "Obat Anti Stress"

Karya : Derit Vikiyono

Penerbit : Al-Fath Publishing

Thn : 2013

Posting Komentar untuk "Obat Anti Galau (1)"