Aisyah Is The Best Friend

Ternyata Aisyah adalh gadis yang menyenangkan. Sejak aku kenal dengannya ia seperti memberikan kehidupan dalm kertas kehidupanku. Aku belum pernah ketemu dengan gadis sebaik dan secantik selama ini kecuali dia. Dia yang pertama kali membuatku bersemangat untuk belajar. Diayang pertama membuatku suka dengan bahasa inggris.
Aisyah membuat komitmen denganku untuk selalu menuliskan kosakata bahasa Inggris minimal sepuluh kata dalam sehari. Kemudian keesokan harinya kita saling menukar dan memberikan pertanyaan terhadap kosakata yang telah kami hafalkan. “ Beatifull “. “ cantik “. Very “. “ sangat “. Begitulah kami belajar bersama.
Setiap waktu jam istirahat kami selalu bertemu di ruang kelas IID. Ruang kelas yang takkan pernah aku lupakan. Tak jarang hanya ada kami berdua disana. Banyak teman yang mengiri dengankedekatan kami. “ awas lho . . !” ejek teman-temanku. Tapi kami tak hiraukan semua itu walau mereka mau berkata apa saja tentang kami. Kami hanya berniat belajar bersama. Selama itu untuk kebaikan aku mau melaksanakannya.
Aku kenal aisyah sejak pertama aku masuk SMA. Awalnya aisyahlah yang mengirim SMS kepadaku. Kebetulan saat itu aku senang-senangnya bermain HP kerena baru dua minggu aku dapatkan HP baru itu. Dia setiap hari selalu mengirim SMS kepadaku. Aisyah adalah aktivis, ia menjadi anggota OSIS dan ketika MOS ia menjadi pendamping kelompokku.
Awalnya kami biasa saja, namun setelah ia kerap mengirim sms dan curhat tentang kehidupannya, maka kamipun punya hubungan yang semakin dekat hingga akhirnya setiap malampun kami bertelefonan dan ber SMSan. Betapa senangnya punya kakak seperti aisyah. Aku anggap ia sebagai kakakku karena umur kami yang terpaut beda Ia kelas II dan aku baru kelas I.
Setiap aku berada didekatnya maka yang ada hanyalah kebahagiaan. Hati yang berbunga-bunga seakan kami ini saudara. Namun kami masih tetap menjaga etika. Kami tidak pernah melakukan hal-hal yang berbau porno maupun yang melanggar norma-norma kesopanan dan norma-norma sosial.
Kami juga pernah membuat komitmen untuk selelu bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Setiap malam kami saling membangunkan, sahur bersama di rumah masing-masing dan sholat malam. Kami tak pernah lepas dari sholat malam dan puasa senin-kamis.
Setiap kali bertemu kami selalu membahas hal-hal yang bermanfaat. Pernah ia tanyakan kepadaku tentang bagaimana pendapatku tentang teman yang mencuri. Ternyata kami mempunyai kesamaan pendapat. Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri dalam hati kami berdua saat itu. Kerudung putihnya serta mata kanannya yang agak sipit tak bisa aku lupakan selamanya.
∞
Sudah empat bulan kujalani kehidupanku dengannya. Sudah banyak kata-kata dalam bahasa inggris yang ku hafal. Sudah banyak SMS yang kusimpan. Lambat laun aku tahu, aisyah bukan orang asli daerahku, ia orang dari lain pulau. Ia tinggal disini ikut neneknya.
Kulihat ada cinta dan kasih sayang pada dirinya untukku itu terlihat dari pancaran matanya yang
Tajam dan penuh tanda Tanya. Setiap kali perasaan terlalu optimis itu datang, aku tundukkan pandanganku. “ Ingat Doni, yang kau cari ilmu, jangan sampai kau jatuh dalam lubang kemaksiatan ini” bisik dalam hatiku.
Aku selalu mencatat hari demi hari yang kulalui bersamanya hingga akhirnya ia memutuskan untuk selalu bersahabat, menganggap aku sebagai adik dan aku menganggap dia sebagai kakak. Kami setuju menjalani hal itu.
Tiba-tiba aku dikejutkan dengan ungkapan rizal teman sekelasku. “ Don, bisa minta tolongg ga? Tolong dong kenalin aku ma temen cewek lo tu?”. Waduh , hatiku rasanya teriris-iris apalagi aku tahu kalo Rizal itu anak yang playboy. Akhirnya akupun hanya tersenyum dan kuucap “ lha Si Sinta gimana? Masak mu lo tinggal?”.
Rizal tak jawab apa-apa dan keluar bersama teman-temannya. Kemudian aku berpikir, kenapa hatiku tadi ngerasa gak ikhlas dan mengganjal ketika rizal Tanya tentang Aisyah?. Pertanyaan ini terus terbayang di otakku. “ apakah ini cinta? “ bisik dalam hatiku. “Sesama muslimkan emang saling mencintai?” bisikan lain dalam hatiku.
Selama kami bersahabat, takpernah terucap kata cinta kepadanya maupun untukku. Yang ada cinta untuk sang pencipta dan cinta untuk ibu dan bapak kami. “ aku kasihan jika harus berbohong sama ibu masalah membayar disekolah . . . . “ opininya ketika menangapi masalah adanya temanku yang suka membohongo ortunya.
∞
“ Mulai hari ini aku akan fokus belajar, aku sudah kelas tiga. Aku harus memikirkan masa depanku. Selamanya kita akan tetap berteman. Kamu adikku dan aku kakakmu. “ katanya didepanku saat terakhir ia menjauh dariku. Sedih, resah, gundah dan gelisah dalam hatiku. Ku tak terima, aku ingin dia tetap bersamaku selamanya. Namun ia telah berkeputusan untuk berteman.
Kalau kupikir-pikir memang benar selama ini aku terlalu dekat dengan dia. Aku bisa terima alasannya , namun aku masih belum ikhlas dengannya. Dia pergi dariku. 40 hari bersamanya telah mengubah hidupku menjadi orang yang termotivasi bangkit berdiri untuk melejitkan prestasi menggapai ridho illahi ALLAH rabbul izzati.
Setelah kupaksa untuk mengaku terhadap masalah yang sebenarnya mengapa ia melakukan hal ini, ia menjawab dlm SMS “ jalan kita berbeda. Tdk mungkin kta brjaln brsma. Jngn mnyerah qt t2p SAHABAT.”
Posting Komentar untuk "Aisyah Is The Best Friend"
Terimakasih...