You Are The Winner
Antum adalah pemenang. Pernyataan ini akan membuat sebagian orang yang berjiwa kerdil meremehkannya, namun bagi orang yang berjiwa besar justru sebaliknya. Mereka yang berjiwa besar akan menganggukkan kepala. Siapapun antum saat ini, saya tidak peduli, entah antum berjiwa besar ataupun berjiwa kecil Karena kesuksesan akan diuji dengan seberapa besar kemampuan antum untuk bangkit dari kegagalan. Boleh jadi sekarang berjiwa besar namun jika antum tak mampu mempertahankannya itu sama juga dengan orang yang gagal.
Sebagai seorang manusia, sesungguhnya antum adalah seorang pemenang. Apa buktinya? Buktinya ALLAH SWT menciptakan kita sebagai manusia. Bukankah manusia sebaik-baik penciptaan? Sebagaimana disebutkan dalam Qs. At-Tin : 5 . “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Coba antum perhatikan. Dalam surat At-Tin ayat 1-4 disebutkan dua nama buah langka yaitu buah Tiin dan buah Zaitun. Buah ini bukanlah buah yang mudah hidup di sembarang tempat. Buah ini hanya hidup di timur tengah. Coba perhatikan lagi masih dalam surat yang sama, disebutkan tentang bukit tursina dan kota mekkah. Kedua tempat ini adalah tempat yang spesial. Bukit tursina adalah tempat dimana Nabi Musa a.s. dapat bertemu menatap ALLAH SWT secara langung. Sedangkan mekkah adalah tempat dimana ada baitullah. Tempat yang dirindukan banyak ummat manusia.
Anehnya, dibanding buah dan tempat unik diatas, ALLAH SWT menyatakan bahwa penciptakan manusia adalah lebih baik. Artinya manusia diciptakan dengan kesempurnaan dibandingkan dengan buah dan tempat itu. Manusia diciptakan dengan kesempurnaan dan sebaik-baik penciptaan. Maka dari itu sesungguhnya manusia adalah pemenang.
Alasan lain kenapa antum adalah sang juara karena sebelum antum dilahirkan ke dunia, antum telah bertarung dengan berjuta sel. Berjuta sel sperma saling berebut untuk dapat membuahi sel telur. Dari berjuta sel sperma itu, antumlah yang berhasil menembus dinding sel telur. Sesungguhnya antum dalah sang juara. Antum telah berhasil menjadi juara. Antum bukanlah manusia biasa. Antum adalah the winner sejak di alam kandungan. Antum adalah petarung sejati. Tidak mudah putu asa dan kuat menghadapi tantangan.
Sahabat, jika mau membandingkan, sungguh tidak sedikit orang yang bisa hidup kedunia. Sebagian ada yang tidak diberi kesempatan untuk menghirup udara di dunia. Maka dari itu, jangan siakan amanah yang telah ALLAH SWT berikan kepada kita. Sungguh bukan tanpa alasan ALLAH SWT melahirkan kita ke dunia ini.
Antum adalah sang juara karena antum adalah manusia. Hanya manusia yang diberikan keistimewaan oleh ALLAH SWT. Salah satu keitimewaan itu, manusia diberikan kesempatan untuk memilih jalannya sendiri. Jalan kebahagiaan atau jalan kebinasaan. Makhluk lain tidak diberi keistimewaan seperti manusia.
Manusia adalah makhluk yang sempurna. Makhluk yang diberikan keutamaan. Makhluk yang dibekali akal dan hati. Dan dengan akal dan hati inilah antum akan menjadi mulia. Namun tidak sedikit yang tidak menggunakan akal dan hatinya sehingga kehinaan yang mereka dapatkan.
Menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT akan menjadikan derajat kita mendekati malaikat. Namun jika iman dan taqwa sudah tak ada dalam diri kita, bisa jadi kita akan hina seperti hewan. Bukankah hewan adalah makhluk yang tidak berakal? Manakala perilaku mereka sudah tidak manusiawi berarti perilaku mereka seperti hewan. Dan sungguh merugilah jikalau seperti hewan karena kita dibekali akal pikiran.
Antum adalah juara karena antum dibebani tugas sebagai seorang kholifah. Antum dibebani untuk mengelola bumi, mengatur bumi dan memanfaatkan segala isi yang ada di bumi. Bayangkan seorang pemimpin bijaksana tidak akan memberikan tugas kepada bawahan yang tidak mampu. Begitu juga manusia. ALLAH SWT tidak mungkin membebani antum sebagai kholifah jika antum tidak mampu. Berarti ALLAH SWT telah menganggap antum mampu untuk mengemban tugas besar ini. Antum adalah sang juara.
Namun sayangnya, sedikit sekali orang yang menyadari kemuliaan dirinya. Sebagian besar masih menganggap bahwa dirinya di dunia ini tidak begitu berarti. Efeknya mereka minder dalam menjalani hidup. Mereka menganggap hidupnya tak berarti, padahal hidup kita ini sangat berarti. Ada misi besar yang kita emban. Ada tugas mulia yang harus kita laksanakan. Ada perbekalan yang harus kita siapkan.
Kesadaran diri akan potensi yang dimiliki akan menumbuhkan motivasi tinggi dalam menjalani hidup ini. Antum tidak akan iri dengan apa yang dimiliki tetangga kanan kiri. Antum tidak akan ragu dengan kemampuan yang antum miliki. Antum tidak akan merasa berkecil hati karena ALLAH SWT menciptakan antum sebagai juara. Juara yang mampu membuktikan kejuaraanya.
Jika diibaratkan benih, sesungguhnya manusia adalah benih yang baik. Apa yang terjadi jika benih itu tidak kita tanam di tempat yang baik? Tidak kita rawat dengan baik? Tidak kita beri pupuk yang terbaik? Tidak mendapatkan cahaya matahari yang baik? Sudah barang tentu tanaman itu akan mati. Tak mampu hidup. Kalaupun hidup kondisinya memprihatinkan.
Jadi, sesunguhnya antum adalah benih terbaik. Sekarang tinggal antum. Dimana antum akan ditanam. Dimana antum akan menancapkan diri. Ingat hanya tanah baik yang mampu menjadikan antum orang yang baik. Hanya tanah baik yang akan menghasilkan pohon yang berbuah baik.
Dimanapun antum sekarang, yakinlah dan sadarilah bahwa itu adalah tempat tanam terbaik bagi antum. Yakinlah bahwa STKIP PGRI Ponorogo adalah tempat terbaik bagi antum. Yakinlah bahwa UKMI Ulil Albab adalah tanah terbaik untuk mengembangkan potensi antum. Antum islam? Sudah selayaknya antum menghidupi kegiatan keislaman. Jadikanlah UKMI sebagai bahan belajar bagi antum. Jadikan UMI sebagai madrasah untuk mengasah. Tempat berbagi untuk bersilaturahmi. Tempat bersandar mencurahkan segala kepenatan hati. Tempat berdakwah untuk menggapai Mardhotillah. Tempat berlatih agar tak mudah letih. Tempat mengasah agar tak mudah payah. Tempat berbenah dalam ukhuwah. Taman surga sebelum surga yang seungguhnya.
Bagaimana agar keyakinan bahwa diri ini adalah pemenang dapat selalu melekat dalam diri kita? Jawabnya adalah iman. Hanya iman yang dapat membuat kita mampu bertahan sebagai seorang juara. Kepnapa? Karena dengan keimanan yang mantap akan mengakibatkan 1)optimisme dalam hidup, 2)pemaksimalan segala potensi, 3)keberanian, 4)keteguhan, 5)pantang menyerah dan 6)keuletan. Intinya pada iman, iman atau tidak kita dengan apa yang telah ALLAH SWT berikan kepada kita? Atau mungkin antum maih ragu bahwa antum seorang juara. Atau mungkin masih tidak yakin bahwa penciptaan antum di dunia ini bukan sekedar penciptaan melainkan ada misi besar yang haru antum tunaikan?
Jadi, pertama Intinya adalah pemahaman diri. Siapa aku? Untuk apa aku hidup? Apa yang aku cari? Bagaimana aku harus menjalani hidup?. Pahami hakikat hidup, kenali tujuan hidup karena pemenang adalah orang yang paham akan tujuan yang ingi ia raih.
Bertapa mulianya islam dan orang yang beriman. Seorang muslim hidupnya tidak untuk hidup namun hidupnya untuk sesuatu yang lebih besar dari sekedar hidup yaitu mati. Kesuksesannya tak sebata hanya di dunia, namun sukses akhirat. Hidupnya adalah untuk mati. Semangat inilah yang membuat seorang muslim tak mudah galau memandang dunia. Tak mudah menyerah menghadapi masalah. “berani hidup berani mati”.
Hidup mulia atau mati syahid. Harga tawarnya hanya itu. Jika ia hidup maka harus mulia. Meskipun kemuliaan itu tidak serta merta timbul begitu saja. Perlu proses dan kerja keras. Dan Jika mati maka harulah mati dalam keadaan syahid sekalipun matinya diata tempat tidur. Seperti Umar bin abdul Aziz.
Kedua, Hanya Pupuk baik yang mampu menjadikan tanaman baik. Di UKMI inilah antum akan dipupuk. Terus disirami. Terus dimotivasi diberi inspirai agar hidup tak mudah berhenti. Seperti Bilal Bin Robbah meskipun fisik tak asyik tapi anti syirik. Meskipun wajah hitam tetapi hati putih. Meskipun budak tetapi dia berani mendobrak. Hingga kabar gembirapun ia dapatkan. Terompah kayunya terdengar di surga. Subhanallah.
Apa pupuknya akan mempengaruhi hasinya. Baro’ Al-Malik meskipun tubuh pendek namun dialah pahlawan yang berani naik membuka gerbang musuh hingga kemenangan islam dapat diraih. Dan ternyata keberhasilan tak selalu identik dengan fisik. Antum adalah sang juara. Siapapun bisa menjadi juara yang kedua asalkan mau untuk berusaha dan harga dari sebuah kemauan adalah pengorbanan. Tanpa pengorbanan apalah arti kemauan. Baik korban waktu, tenaga, bensin atau bahkan berkorban harta benda.
Ketiga, selain diberi pupuk yang baik, tanaman ini juga harus dijaga dan dirawat dengan baik. Dijaga dari hama. Hama yang dapat merusak atau bahkan mematikan. Siapa yang wajib menjaga antum? Yang wajib menjaga adalah diri antum sendiri. Bukankah setiap diri akan mempertanggungjawabkan apa yang diperbuatnya? Brgitu juga dalam diri kita. Bukankah “kuangfusakum wa ahlikum naara”. Jagalah dirimu dan kemuargamu dari api neraka. Yang wajib menjaga diri kita adalah diri kita sendiri.
Selain diri antum sendiri, antum juga butuh saudara antum untuk mengingatkan. Saudara apa? Saudara seiman. Ingat setiap muslim adalah saudara. Antum semua adalah saudara satu dengan yang lainnya. Sungguh saudara keimanan ini tidak memandang batas suku dan wilayah. Dimanapun orangnya selama ia muslim dan beriman maka mereka adalah saudara kita.
Saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran itulah yang haru dilakukan seorang saudara kepada saudaranya yang lain. Dua hal inilah yang merupakan bagian dari ketidak merugian manusia jika ia mau melakukannya. Saling menasihati itu penting. Ingat, manusia tempatnya salah dan lupa. Bisa jadi sekarang ingat, namun tidak menjamin besuk atau lusa antum masih ingat dengan komitmen yang antum ikrarkan. Maka kita butuh pengingat salah satunya adalah saudara kita.
Suatu ketika Umar Bin Khatab pernah berkata kepada saudaranya. Umar bin Khotob ra berkata : " Seandainya bukan karena tiga hal, niscaya aku ingin menghadap Allah (mati), (dalam riwayat : niscaya aku tidak suka tetap di dunia ini) yaitu karena Aku berjihad di jalan Allah, meletakkan keningku di tanah untuk bersujud kepada Allah, dan duduk bersama orang-orang yang memetik perkataan yang baik, sebagaimana dipetiknya buah yang ranum ". (HR Said Mansur).
Suatu ketika Umar ra. juga pernah mengatakan kepada saudaranya “Marilah, kita berkumpul sejenak untuk meningkatkan iman.”. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu juga pernah mengatakan ,“Duduklah bersama kami sejenak, kita akan menambah keimanan.” Beliau juga sering mengatakan di dalam doanya, “Ya Allah, tambahkanlah kepada kami iman, keyakinan, dan kepahaman.”
Maka dari itu saling berwasiatlah. Di UKMI sudah ada forum-forum formal untuk mengingatkan. Gunakan itu sebagai bagian dari reminder antum sehingga antum akan menjadi the real winner. Menjadi pemenang yang sesunguhnya. Tak cukup hanya menang dengan lahirnya antum ke dunia, namun dapat menang dengan selamat sampai ke surgaNya.
Laksana sebuah handphone, begitu juga kualitas keimanan kita. HP memiliki batu. Batu butuh untuk di Cez. Iman juga sama. jika jarang di cez maka bisa jadi iman akan berkurang atau bahkan hilang. Maka tak jarang ada orang ketika kecil alim namu setelah dewasa jadi gak jelas perilakunya. Kenapa? Bisa jadi karena imannya luntur terbawa angin. Maka dari itu saling mengingatkan itu penting. Jaga terus diri antum dari segala pengrusak keimanan.
Tak dapat dipungkiri. Banyak hal yang dapat melenakan hidup kita. Pesatnya teknologi sakan membius orang-orang dengan berbagai keuntungan dan kerugiannya. Maka dari itu, marilah kita jaga diri kita dengan selalu berada dalam komunitas kebaikan. Bukankah orang yang baik seperti penjual minyak wangi? Kalaupun kita tidak membeli minyak, minimal kita dapat mencium baunya. Dan bukankah seorang saudara muslim yang baik itu ketika antum berjumpa dengannya maka penambahan keimananlah yang akan antum dapatkan. Subhanallah...
Setelah tanaman yang baik terkondisikan dengan baik, sekaranglah saatnya antum take Action, mengambil langkah. Langkah untuk berubah. bukankah kunci perubahan sesungguhnya hanya kesadaran diri dan bertindak. Sudah sadar bahwa kita adalah makhluk yang luar biasa dan sekarng kita tunjukkn, kita maksimalkan potensi kita.
Selamat mencoba semoga ALLAH SWT memberikan yang terbaik untuk hidup kita... Amin. Disampaikan dalam FOKIS (Forum Kajian Islam)
Posting Komentar untuk "You Are The Winner"
Terimakasih...