A. Berubah yuk berubah
Pernah lihat satria baja hitam? Nah, biasanya saat ada musuh dia berubah. Berubah saat ada kebutuhan. Berubah saat ada yang membutuhkan pertolongan. Berubah saat kekuatannya harus ikeluarkan untuk menghalau musih-musuhnya.
Ini hampir sama dengan kita-kita, kalok ada yang liat, semangat kerja, berlagak serius bahkan dua rius. Giliran gak ada yng liat males-malesan. Sholat saat berjama’ah ditambah dengan rowatib, giliran sendirian dirumah, jama’ah ogah rowatib afwan nggakusah. Astaghfirullah...
Tentunya berbeda anda dengan baja hitam. Kita manusia sedangkan baja hitam hanya tokoh fiksi, walaupun banyak menginspirasi hingga berimajinasi bisa seperti baja hitam. “Berubah...”
Sepertinya kita juga perlu nich buat meniru baja hitam. Namun ini yang selamanya, jangan yang sifatnya hanya sementara. Berubah kalau saat ramadhan saja. Puasa? OK. Shalat malam? OK. Sedekah? OK. Giliran habis ramadhan? Kembali lagi... Sholat? Nanti saja.. jadinya malah gak sholat. Puasa? Minggu depan saja, jadinya sebulan sia-sia tak ada seharipun puasa, padahal Rasulullah SAW memberikan contoh tak ada bulan yang tanpa ada puasa didalamnya.. Subhanallah. Ini nich Rasulullah SAW yang patut kita contoh.
Berubah yuk berubah. Ada yang bilnang “berubah itu sulit, namun akan lebh sulit lagi jika kita tidak berubah”. Dari malas menjadi semangat itu tidak mudah, namun akan lebih kacau lagi kalau kita memelihara kemalasan-kamalasan kita. kenapa? Awalnya suka, suka menjadi cinta, cinta menjadi biasa, biasa menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi karakter yang tentunya itu akan lebih sulit untuk dirubah.
Ketika kita tidak mau berubah sesunggguhnya kita membiarkan sifak buruk ketidak mauan berubah itu menjadi bagian dalam hidup kita. awalnya mungkin sedikit, namun lama kelamaan akan menjadi bukit dan sulit untuk irubah. Makadariitu berubah yuk berubah, sebelum semuanya bertambah parah karena akibatnya bikin susah, susah diubah, susah berubah dan susah menemukan jaan keluar dari belengu yan dibangun kita sendiri.
Ibarat jeruji dari lidi. Awalnya kita hanya menancapkan satu lidi. Setiap kali kita memelihara keburukan-keburukan kita maka lidi akan ertancap bertambah satu lagi. Yang akhirnya karena keseringan jadinya lidi itu akan sulit diterjang, walau awalnya hanya sebatang lidi. Maka dari itu jangan pelihara keburukan-keburukan tetapi segeralah sadari bahwa anda harus berubah. Arah tujuan harus segera diluruskan, tentukan dan laksanakan.
“anda seperti apa yang anda pikirkan” kata seorang motivator dunia. Jika anda menyepelekan perubahan, selamnaya anda akan buntu dari berubah. Bukankah itu sebuah kerugian? Anda pasti tahu mana yang baik dan mana yang salah, maka jangan sampai salah langkah, segera pijakkan kaki di jalan yang ALLAH SWT ridhoi karena itu yang akan memberi kita kebahagiaan sekarang dan selamanya.
Berubah yuk berubah. Dunia aja berubah masak kita nggak berubah? Wah payah. Mari berubah... jangan takut berubah...
Posting Komentar untuk "A. Berubah yuk berubah"
Terimakasih...