Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setelah khitbah dan sebelum akad nikah



Setelah khitbah dan sebelum akad nikah
Ada rasa resah dan gelisah setelah khitbah. Bagaimana tidak, antara ini sukses dan ini gagal. Segalanya masih serba mungkin. Maka tak jarang orang tua menasihatkan agar kita tak keluar rumah setelah dikhitbah. Ada benarnya juga.
Setelah khitbah dan menanti hari bersejarah yaitu akad nikah itu tiba membuat jantung dag-dig dug der. Semua mengalami hal itu. Baik yang menikah melalui jalur tarbiyah, maupun menikah melalui jalur non tarbiyah. Ini adalah hal yang wajar. Jika anda mengalami berarti anda manusia yang wajar. Apa yang harus dilakukan dalam masa antara khitbah dan akad nikah?
Pertama, meluruskan niat. Niat ini harus terus diluruskan, diperbaiki, diperbarui waktu demi waktu. Mengapa? Karena niat ini seringkali berbolak-balik seperti gelombang air. Kadang pasang dan terkadang surut. Seperti angina, kadang berhembus kencang dan kadang sepoi-sepoi. Maka sanat perlu meluruskan niat. Apalagi ketika ada informasi-informasi yang simpang siur hinggap di hati. Perlu kiranya bertabayun, perlu kiranya jangan langsung percaya, perlu kiranya bertanya kepada yang bersangkutan angsung. Mungkin tak hanya itu, status FB yang menggalau, komentar dari ihwan/ahwat lain, bisa jadi menjadi pemicu kekeruhan niat. Hm… jadi perlu kiranya niat ini terus diperbaiki.
Kedua, tingkatkan ibadah kepada Allah Swt. Ingat, pernikahan adalah perjanjian yang besar, bahkan perjanjian ini sama beratnya dengan janji dalam berislam. Dan perlu diingat bahwa yang menyatukan seseorang dalam pernikahan adalah Allah Swt, jadi Allah swt yang mempertemukan kalian. Maka terus mendekatkan diri kepada Allah swt menjadi menu wajib seseorang yang akan menikah. Bahkan kalau perlu buat target puasa senin-kamis, puasa dawud, tilawah 1 hari 1 juz, sholat malam, sholat duha dan sedekah agar Allah swt berikan keberkahan dan kemudahan.
“Illabidzikrillahi tadmainul kulub” hanya dengan mengingat Allah swt maka hati menjadi tenang. Ada kalanya  setelah khitbah itu pikirannya kemana-maka, “kalau kalau begini…”, “kalau kalau begitu…”, “jangan jangan begini…”, “jangan jangan begitu…” dan segudang angan-angan yang membuat seseorang berdebar-debar, padalah kalau sudah dijalani tak seperti yang dibayangkan. Insyaallah solusi itu selalu ada. Nah, maka disini dibutuhkan iman yang kuat. Ingat Allah swt yang Maha Menghendaki. Apapun yang terjadi, yakin saja itu bagian dari scenario Allah SWT. Misalnya ada problem tentang administrasi pernikahan, missal KTP harus ganti dulu, Akte belum punya ataupun permasalahan yang lain. Insyallah jika dijalani dengan iman, segalanya akan mudah.
Ketiga, persiapkan diri dengan ilmu. Menikah butuh ilmu, bahkan semua hal butuh diilmui agar berkah dan mantab dalam melangkah. Sudah banyak butu tentang pernikahan. Terutama ilmu tentang ijab qabul. Wali nikah, saksi dan mempelai berdua. Termasuk ilmu menjawab / qabul bagi laki-laki. Ada banyak pilihan menjawab dalam ijab qabul, bisa Bahasa arab dengan lafadz “Qabiltu nikahaha fi mahrin….” Atau Bahasa jawa “Kulo tampi nikahipun kanti mahar ….” Atau Bahasa Indonesia “saya terima nikahnya dengan maskawin tersebut diatas dibayar tunai”, atau dengan kalimat yang berbeda yang pada intinya itu sebagai kalimat terima/qabul. Persiapkan itu. Oke?
Keempat, karena hati berdebar, maka perlu aa orang yang diajak ngobrol untuk membantu dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Pilih orang yang tepat. Misalnya mahar butuh seperangkat alat sholat, pesan dimana? Uang ingin dihiyas, pesan dimana? Atau mungkin mahar dalam bentuk yang lain. Sebenarnya disa dibuat ringan, sederhana dan bia juga dibuat ribet. Tergantung si calon mintanya seperti apa. Namun rasulullah Saw memberikan isyarat bahwa wanita brokah itu yang maharnya murah. He he he… namun saya sarankan pihak wanita menyebutkan minimal mahar agar pihak laki-laki tidak bingung karena memang mahar ini haknya wanita. Ohya, perlu juga tuh cari ilmu tentang apa itu mahar dan sebenarnya mahar itu seperti apa sih hukumnya. Atau cari tahu dengan bertanya kepada orang yang lebih tahu.
Kelima, ada kalanya dirimu akan diuji oleh Allah swt tentang kesiapan hatimu untuk calon istri atau suamimu, maka saran saya tetap berpegang teguhlah terhadap pilihanmu. Misalnya saja menjelang akad nikah ada ihwan lain yang melamar, lebih kaya dan lebih tajir. Hm… mungkin ada juga si ihwan ditawari ahwat yang lebih banyak hafalannya, lebih mapan penghasilannya dll. Hm… bisa jadi andapun akan diuji dengan yang demikian. Maka tetap teguhkan hatimu, itu adalah ujian kesungguhanmu. Bukankah ilihanmu yang pertama adalah hasil istikharah cinta kepada yang maha mencintai? Saat inilah perlu kau buktikan bahwa cintamu bukan karena hartanya, cantiknya, nasabnya, dan kecerdasannya, tapi karena ahlaknya yang memikat hatimu sehingga kau pilih berlabuh di hatinya.
Selamat menunggu hari bahagia itu tiba. Dan saya do’akan semoga Allah SWT berikan barokah dalam pernikahan kalian berdua. Aamiin. Barokallahulaka wabaroka alaika wajam’a bainakuma fii khoir… Aamiin.

Posting Komentar untuk "Setelah khitbah dan sebelum akad nikah"