Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu tentang uang




Banyak diantara kia menjadi galau, resah dan gundah lantaran tidak memiliki uang. Dan mungkin anda termasuk salah satunya. Jika memang demikian, berarti uang telah menjadi penyebab kegalauan dan kegelisahan. Bagaimana agar kita tidak diperdaya oleh uang, tidak menjadi budaknya uang? Dan bagaimana pula caranya agar uang mengejar kita?
Dalam banyak momentum kehidupan, saat saya membersamai Bapak saya dan acap kali saya bertanya tentang uang, bapak selalu berpesan “ Gampang Le,Duwit iso digoleki. Nek ora nduwe duwit yo nggolek. Wong duwit kuwi gampang lho lhe”. Begitulah Bapak saya menasihatkan dalam bahasa jawa. Jika diterjemahkan urang lebih mencari uang itu mudah, bahkan sangat mudah. Inilah yang menjadikan saya selalu optimis dengan yang mananya uang, maksud saya cara mendapatkan uang.
Saya berpikir dan merenungkan. Di sana sini ada orang yang sibuk mencari uang. Hari-harinya disibukkan untuk mendapatkan uang. Siang pagi sore malam, ia habiskan hanya untuk satu kata yaitu “Uang”.
Di sisi lain, ada orang yang bekerja satu dua jam, namun dia sudah bisa mendapatkan banyak uang. Tak perlu bekerja membanting tulang setiap hari, uang sudah mendatangi dirinya. Ia tidak mengejar uang, tapi uang mengejarnya.
Dua case ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa ada 2 tipe orang dalam masalah uang. Pertama, orang yang diperbudak uang, dan kedua orang yang memperbudak uang.
Pertama, orang yang diperbudak uang. Uang menjadi rajanya. Uang menjadi tuannya. Tanpa uang ia akan mati dan demi uang ia rela mati-matian mengorbankan segalanya. Seperti Tsalabah. Ia memiliki banyak harta, namun ia diperbudak oleh hartanya hingga lupa kepada Allah SWT.
kedua orang yang memperbudak uang. Uang menjadi budaknya. Ia tak terperdaya oleh uang, namun ia tetap bisa mendapatkan uang. Seperti Abdurrahman Bin Auf, uang menjadi budaknya, sedangkan Abdurrahman Bin Auf masih tetap bisa berdakwah menggunakan uangnya. Dan Beliau dicintai Allah SWT dan Beliau menjadi salah satu sahabat yang dijamin masuk surga.
Lalu kita menjadi yang mana? Sudah barang tenu, kita harus menjadi orang kedua. Dimana uang menjadi budak dan dia bisa mengatur uangnya, bukan diatur oleh uang. Untuk menuju pada derajat tersebut, (minimal mendekati derajat tersebut) maka saya menyarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.     Memperdalam iman. Iman itu yakin, bukan sekedar percaya. Sudah banyak orang yang percaya, namun sedikit sekali orang yang yakin. Yakin itu kita berani melakukan apa yang kita percayai. Sedangkan percaya, hanya percaya dan tidak berani melakukan apa yang dipercayai. Iman, beriman kepada Allah SWT. Yakin saja rezeki itu sudah ada yang ngatur, jadi nggak uasah ragu. Yakin bahwa Allah SWT telah menciptakan kita, maka Allah SWT pulalah yang akan menjamin diri kita.
2.    Menambah amal. Iman saja belum cukup. Kia masih belum memiliki nilai tawar dihadapan Allah SWT. Namun dengan amal nyata. Amal sholih. Amal kebaikan. Rajin beribadah. Sholat berjama’ah. Sholat tepat waktu. Sholat sunnah. Membaca AL-Qur’an setiap hari. Berderma, bersedekah, menolong fakir dan miskin. Menyebarkan ilmu, berdakwah, mengajak berbuat yang ma’ruf. Dengan amalan-amalan nyata inilah, posisi kita dihadapan Allah SWT akan semakin dekat dan Allah SWT akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam hidup kita. jadi, kunci kedua adalah amal. Iman, lalu amal.
3.    Menambah ilmu. Ilmu agama itu wajib. Itu yang utama. Dan semua ilmu bersumber dari agama. Kita mau membahas apa saja tak lepas dari agama. Agama islam tentunya. Dengan menambah ilmu ini pula, kita berharap mendapatkan keahlian khusus, spesialisasi sebagai salah satu jalan agar uang mengejar kita. dalam kata lain brand diri. Sebagai contoh, jika kita mendengar kata bil gate, maka di otak kita otomatis akan menjawab microsoft. Inilah branding. Seseorang yang butuh produk2 dan usaha-usaha perangkat lunak, mereka akan menghubungi bil gates. Maka kunci yang ketiga adalam]h, miliki keahlian khusus. Jadikan dirimu mahir di sana. Ahli dibidangnya.
4.    Pratikkan
5.    Praktikkan
6.    Prakikkan
7.    Jika malas, praktikkan, paksa diri. OK?
Semoga dengan 7 cara ini anda dan saya bisa menjadikan uang sebagai budak dan kita rajanya. 

Posting Komentar untuk "Ilmu tentang uang"