Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Boleh IDEALIS Tapi harus realistis

Boleh IDEALIS
Tapi harus realistis

Ada cerita. Ikhwan sedang berta'aruf dengan orangtua akhwat, lalu ditanya sama orangtuanya. "Setelah menikah, bagaimana sampeyan mau menafkahi anak saya?". Dengan percaya diri sang ikhwan menjawab "Saya serahkan kepada Allah SWT". Lantaran jawaban itu, proses keduanya tidak berlanjut alias nggak jadi nikah.


Jawabannya boleh  idealis, tapi nggak realistis. Tugas kita adalah merealistiskan jawaban. Menjawab sesuai dengan kadar pengetahuan penanya. Itu penting. Terutama bagi yang sudah siap menikah. Begitu juga ketika mengkomunikasikan jawaban kepada orangtua.

 

Semoga Allah memudahkan langkah kita dalam menggenapkan dien kita. Aamiin. Karena kita tidak tahu seperti apa jodoh kita dan seperti apa pertanyaan orangtua calon kita. Bisajadi keduanya sudah setuju, tapi orangtuanya masih mengganjal. Berhati-hati dengan jawaban. Berhati-hati dengan perkataan. Ingat, setiap orang kadar pemahamannya berbeda dan kita disarankan untuk berbicara sesuai dengan kadar pengetahuan lawan bicara kita.

Sekali lagi, semoga Allah SWT memudahkan. Aamiin. :)

Posting Komentar untuk "Boleh IDEALIS Tapi harus realistis"