Lingkunganmu bukan kunci suksesmu

“biasakanlah yang benar, jangan benarkan yang biasa”

Di Ngebel bersama Ustad Munir. Makan Nila Bakar. :-)

Kata-kata ini terpampang didinding tembok kantor KODIM 0802 Ponoogo. Saat pertama kali melihatnya, wah ini adalah sesuatu yang luarbiasa. Kata-kata motivasi yang dahsyat. Biasakanlah yang benar, jangan benarkan yang biasa.

“Biasakanlah yang benar” sebelum kita membiasakan sesuatu yang benar, maka kita harus tahu “apa sesuatu yang benar itu”. Tahu sesuatu yang benar adalah langkah awal karena ini adalah ilmu. Kalau kita tidak tahu ilmunya, bagaimana kita akan berbuat?. Maka dari itu kita harus tahu ilmu tentang sesuatu yang banar. Dan sesuatu yang benar itu datangnya bukan dari orang seorang. Bisa jadi yang menurut si A benar, tetapi ternyata menurut si B salah. Maka kita harus mencari kebenaran dari sumber yang sesubgguhnya yaitu Allah SWT yang telah dimaktubkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kedua sumber itulah sumber kebenaran.

Jangan benarkan yang biasa. Sering sesuatu yang tidak benar menjadi sebuah kebiasaan. Misalnya saja uang suap. Uang suapyang biasa dilakukan akan menjadi kebiasaan, padahal ini adalah keburukan. Mencontek, bukanlah hal yang baru dikalangan pelajar. Mencontek adalah mengambil hak orang lain, membodohi diri sendiri dan membuat pelakunya menggantungkan kepada oranglain. Ini sesuatu yang salah, tapi? Sekarang sudah menjadi kebiasaan, walaupun ada sebagian dari mereka yang tidak mencontek.

“lingkunganmu bukan kunci suksesmu” apa artinya? Antum harus mencari kebenaaran, tidak membenarkan kebiasaan. Sebagai generasi muda kita harus dapa menciptakan arus, jangan terbawa arus, apalagi berbau arus. Seorang pemuda muslim harus beda. Apapun lingkungannya, visi-misi dan kehidupannya harus islami. Inilah yang harus ada pada generasi muda.

Apakah antum tidak reah dengan kondisi ummat saat ini? Prostitusi, mabuk-mabukan, sek bebas dimana-mana. Lalu apakah kita akan membenarkannya? Tentu tidak sahabat. kita harus berani mengambil tindakan “lingkunagn kita bukan kunci sukses kita”. Sukses kita ditentukan oleh diri kita sendiri bukan lingkungan kita.

Kesedihan dan kebahagiaan kita adalah kita yang memiliki hak untuk menentukannya, bukan lingkingan kita.