Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsistensi Do’a




“Do’a adalah senjata ummat muslim”
Begitulah kiranya. Kita belum dikatakan muslim jika kita enggan meminta kepada Alloh SWT. Bahkan kita bisa dikatakan mengingkari keimanan jika kita tidak meminta kepada Alloh SWT.
Dahsyatnya Do’a, sudah tidak menjadi keraguan lagi. Karena do’a mampu menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. sesuatu yang sepertinya mustahil menjadi kenyataan. Sungguh tak ada keraguan akan do’a bagi seorang muslim. Semoga kitapun demikian.
Salah sau contohnya, perjalanan Ainstein Training Center. Sejak berdiri tahun 2012, setiap bulan selalu ada job untuk mengisi. Terkadang diakhir bulan, jika belum ada job yang datang, saya manfaatkan kekuatan do’a. Dan alhamdulilah hasilnya. Tiba-tiba saja ada orang yang menghubungi untuk mengisi training maupun outbound. Semua itu karena kekuatan do’a. Bagaimana dengan anda?
Ohya, kali ini kita akan berbicara tentang konsistensi do’a. Saya sedang merenungkan. Setiap kali saya bero’a tenang suatu hal, akhir-akhir ini sering segera terkabul. Dampaknya, saya justru takut. Takut karena saya kurang konsisten dengan do’a saya. Do’a yang satu bertolak blakang dengan do’a yang satunya.
Do’a saya yang tidak konsisten ini berawal ktika ramadhan. Diakhir ramadahnsaya berdo’a. Do’a yang sepertinya tidak mungkin terkabul. Harapannya tipis. Namun ternyata Alloh SWT mengabulkannya 100%. Ini membuat saya bahagia ketika itu. Seiring berjalannya waktu. Sayapun berkeinginan yang berbeda. Akhirnya terkait dengan hal yang sama, saya berdo’a kembali untuk yang keduakalinya. Masih sama, do’anya sepertinya mustahil terkabul jika ilogika, namun masyaallah... apa yang saya pinta itu langsung ada respon.
Untuk yang ketiga kalinya saya berdo’a kembali untuk masalah yang sama.Dan hasilnya do’a yang ketiga ini dikabulkan juga. Sayapun menjadi bimbang. Sebenarnya mana yang terbaik untuk saya? Do’a pertama? do’a kedua? Atau do’a ketiga? Atau mungkin saya harus bedo’a lagi?. Berdo’a untuk keinginan yang sama. Atau mungkin saya harus segera keluar dari zona keinginan yan satu ini dan bertawakkal kepada Alloh SWT dan jangan terlalu berlama-lama berada di terminal ini. Tugas saya masih banyak. Maksimalkan. Kerjakan dengan profesional. Give the best. Berikan yang terbaik. Trus? Hasilnya biarlah Alloh SWT yang menilai.
Saya ketika kecil dulu, sering berdo’a yang setengahnya mengancam, mungkin saya salah. Kurang lebih begini. Saat mau ada ujian nasional. Saya bedo’a, kurang lebih “... Ya Alloh, masak saya yang sering sholat 5 waktu, meski tidak semuanya berjama’ah tidak kau tolong sih... tolonglah hambamu ini ya Alloh..” do’a yang penuh harap. Merendah karena sebenarnya diri masih jauh dari keshalihan. Memohon dengan penuh kejujuran. Hanya kepada Alloh sajalah meminta.
Akhirnya, perjalanan harus dilanjutkan. Munajat saya, bisajadi sama dengan anda. Namun sesungguhnya Alloh SWT akan memberikan apa yang kita butuhkan, dan terkadang sejalan dengan apa yang kita pinta. Konsisten dalam meminta, sepertinya perlu kejujuran dari dalam diri... jadi berpikirlah sebelum meminta agar kita konsisten dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Belajar dari diri saya pribadi, sepertinya kisah sya ini terjadi karena saya masih ragu dengan apa yang saya inginkan. Wallahualam... Semoga Alloh SWT memberikan yang terbaik untuk saya dan kita semua. Aamiin

Posting Komentar untuk "Konsistensi Do’a"