(Tidak ada) Alasan untuk tidak Membaca Al-Qur’an

Sudah tidak dapat kita elak lagi bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk. Al-Qur’an adalah kiabullah yang ALLAH SWT turunkan sebagai manual hidup manusia dimuka bumi ini. Al-Qur’an adalah kitab yang sempurna, penyempurna dan pelengkap dari kitab-kitab terdahulu. Al-Qur’an mengatur segala aspek kehiduan. Jika di kitab2 sebelumnya disampaikan tentang 10 kewajiban seorang muslim maka didalam al-qur’an juga tercantum hal serupa. Jika di itan terdahulu menyerukan ketuhidan, didalam al-qur’an juga ada. Dan sungguh Al-Qur’an itu adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Maka dari itu, sebagai seorang muslim hukumnya adalah wajib untuk mempelajari al-qur’an, mendalami, menghafal dan mengamalkannya. Dalam hal ini kita patut belajar dari sang pembawa risalah yaitu Rasulullah SAW. Bukankah beliau berakhlaq Al-Qur’an? Ya begitulah kata aisyah. Akhlaq Rasulullah adalah Al-Qur’an. Apakah kita bisa berakhlak Al-Qur’an? Semoga Bisa, namun yang jelas tidak bisa jika sesempurna akhlaqnya Rasulullah SAW.
Di era 2011 ini, kita jarang sekali bisa menjumpai orang-orang yg berakhlaq seperti akhlaq Al-Qur’an. Kenapa demikian? Ini adalah pertanyaan besar bai kaum muslimin, khususnya di indonesia karena masyarakat indonesia mayoritas muslim. Apakah masyarakat jauh dari Al-Qur’an? Bisa ya bisa juga tidak. Ya karena masih banyak orang-orang, ibu-ibu yasinan, bapak-bapak yang rutin walaupun spekan sekali membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu adanya kegiatan simaan-sima’an selapanan di daerah-daerah. Walaupun sayangnya jama’ah mereka mayoritas orang tua. Namun membaca Al-Qur’an saja, sebenarnya bukanlah sebuah jaminan bahwa orang tersebut berakhlak Al-Qur’an selama apa yang ia lakukan jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an maka ia belum berakhlak Al-Qur’an.
Berbicara Al-Qur’an dan akhlak, tentu akan sangat panjang sekali. Maka dari itu kali ini coba kita bahas beberapa pemikiran yang salah terhadap al-qur’an yang selama ini meracuni pemikiran masyarakat.
Pertama, membaca al-qur’an itu tidak ada gunanya yang pentingkan maknanya. Ada sebagianorang mengatakan “kenapa harus membaca Al-Qur’an yang entingkan esensinya bisa kita terapkan” argumen semacam ini adalah keliru. Kenapa? Secara tidak langsung dia menyatakan bahwa dirinya telah berperilaku seperti al-qur’an, padahal jika dilogika, bagaimana dia tahu tentang al-qur’an jika dia tidakperbnah membaca al-qur’an? Okelah jika mereka menyangkal dengan melihat terjemahan, lalu terjemahan macam apa yang mereka pelajari? Bisa jadi mereka justru terjerat dalam penafsiran yang keluru. Dan sungguh penafsiran dan ilmu tafsir telah dirilis oleh para ulama sejak abad 1-3 hijriah dan itulah yang seharusnya menjadi rujukan kita dalam menafsirkan ayat-ayat al-qur’an.
Kedua, apa gunanya membaca banyak jika tidak tahu artinya. Tahu arti Al-Qur’an itu memang penting, tetai bagaimana seseorang tahu artinya jika tidak membacanya? Bukankah membaca Al-Qur’an mendatangkan pahala? Hal terpenting yang harus kita sadari disini adalah kita harus cinta Al-Qur’an. Tanpa banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an, bagaimana kita bisa mencintainya? Orang jawa mengatakan witing trisno jalaean soko kulino cinta tumbuh karena terbiasa. Bayangkan kalau kita tidak pernah berinteraksi dengan Al-Qur’an, bagaimana rasa cinta itu bisa tumbuh? Maka bacalah Al-Qur’an sekalipun tidak tahu artinya, minimal ituadalah eujud rasa cinta kita terhadap Al-Quran dan bukankah pahala membaca Al-Qur’an itu dinilai perhuruf?
Ada sebuah kisah menarik untuk menggambarkan betapa walauun kita tidak tahu arti dari Ayat-ayat yang kita baca namun tetap akan mampu memberikan manfaat bagi kita. dikisahkan ada seorang ayah di daerah eropa yang gemar membaca Al-Qur’an. Setia hari membaca Al-Qur’an. Tak pernah sang ayah ini melewatkan hari-harinya tanpa membaca Al-Qur’an. Melihat perilaku ayahnya ini, sang anakpun menegur sang ayah, karena si anak juga tahu bahwa ayahnya tidak tahu bahasa arab. Untuk meyakinkan persepsinya itu sang anakpun bertanya, “ maaf ayah, tolong berhenti sebentar dari membaca Al-Qur’annya”. “ada apa anakku” sahut ayah. Sang anakun melanjutkan “wahai ayah, kenapa ayah setiap hari membaca Al-Qur’an? Padahal ananda tahu bahwa ayah tidak tahu artinya? Bukankah itu sia-sia ayah? Bukankah lebih baik ayah membaca buku atau apalah yang bisa ayah pahami?”. Ayahpun terdiam dan ...”ayah lihat kamu perhatian sama ayah. Se,oga ALLAH menyayangi dan melindungimu nak. Sekarang ambillah keranjang dan ember di belakang dan ikuti ayah, “. “kita mau kemana yah?” sahut anak itu dengan penasaran. “ kita mau ke sungai, sudah segera ambil saja kamu nanti akan tahu sendiri.” Sahut ayah.
Singkat cerita, ternyata sang ayah mengajak sang anak ke sungai. Sang ayah memerintahkan kepada si anak untuk memindahkan air dari sungai kedalam ember yang letaknya 10m dari bibir sungai tempat sang anak mengambil air. “bagaimana mungkin ayah, aku bisa memindahkan air ini, padahal keranjangnyakan tidak rapat. “ tanya sang anak. “sudah, coba saja” sahut sang ayah. Dicobanyalah memidahkan ar itu oleh sang anak, namun hasilnya adalah kosong. Tak ada air yang mampu ia pindahkan. Sang anakpun mulai kelihatan berputus asa dan bertanya “ apa-apaan ini ayah, ini hal yan mustahil. “. Sang ayahpun menjawab “seperti itulah sebenarnya apa yang ayah lakukan selama ini. Ayah membaca Al-Qur’an namun ayah tidak tahu artinya. Tetapi coba prhatikan, bukankah keranjangnya menjadi bersih?”. “ya ayah.. keranjang ini menjadi begitu bersih.” Sahut si anak dengan senyum kegirangan. “jadi artinya, ayah mungkin tidak bisa mengambil pelajaran banyak dari Al-Qur’an yang ayah baca, namun Al-Qur’an itu bisa membersihkan ayah dari dosa-dosa ayah”.
Dari kisah ini, sungguh ada pelajaran penting. Jangan tajut tidak mendapat pa\hala saat membaca AL-Qur;an karena tidak tahu arinya, yakinlah bahwa semua akan ada balasan bai selama kita berbuat kebaikan. Dan sungguh ketika kita tidak tahu dan tidak berusaha menari tahu, sejatinya kita telah berusaha untuk tidak tahu. Kita belum tahu arti Al-Qur’an dan tidak berusaha mencari tahu artinya, maka samadengan kita menggiring dirikita kedalam kebodohan untuk tidak tahu arti Al-Qur’an selama-lamayna. Dan sungguh itu adalah kebinasaan.
Ketiga, saya tidak lancar membaca al-qur’an dan saya takut salah jadi tidak usah membaca al-qur’an sekalian. Seperti disamaikan diatas bahwa ketika kita tidak tahu dan tidak berusaha menari tahu, sejatinya kita telah berusaha untuk tidak tahu. Jika tidak bisa maka kita harus belajar, jangan malah meninggalkannya. Jika tidak lancar membaca Al-Qur’an maka belajarlah terus agar bisa lanar. Dan telah ada kabar bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata maka akan mendapatkan dua pahala. Yakini saja kalaupun kita belum lancar, semoga dengan seringnya kita berinteraksi dengan Al-Qur’an maka Allah akan memudahkan dan meringankan lidah kita untuk membaca Al-Qur’an.
Keempat, buat apa membaca al-qur’an ditarget? Saya terlalu sibuk jadi tidak sempat membaca al-qur’an. Stetmen ini hanya akan keluar dari mulut orang-orang yang malas. Dan kemalasan itu temannya setan. Maka waspadalah jika masih menggunakan stetmen ini untuk tidak bertilawah (membaca Al-Qur’an) setiap sehari. Sebenarnya masalahnya tinggal kita mau atau tidak membaca Al-Qur’an. Saya yakin 24 jam bukan waktu yang sedikit. Tinggal kita memanagenya, mensisihkan sedikit saja waktu kita –disela-sela kesibukan kita- untuk betilawah. Dan sungguh ruhani kita butuh tilawah. Bukankah Al-Qur’an itu as-syifa’? obat bagi manusia.
Kita sudah sama-sama sadar dan tahu bahwa alasan-alasan kita untuk tidak membaca al-qur’an semuanya adalah salah besar. Maka dari itu kita harus merubahnya. Dan semoga kita diberikan kemudahan oleh ALLAH SWT untuk senantiasa menjalanan apa yang ALLAH perintahkan dan menjauhi apa yang ALLAH Larang. Dan tak lupa semoga ALLAH memberikan kita petunjuk bahwa yang benar itu benar dan semoga kita diberi kemudahan utnuk melaksanakannya. Dan semoga ALLAH SWY memberikan petunjuk bahwa yang salah itu salah dan semoga kita diberikan kemudahan utnuk menjauhinya. Amin. Wallahualam..
Sambit, 30 Maret 2011
Posting Komentar untuk "(Tidak ada) Alasan untuk tidak Membaca Al-Qur’an"
Terimakasih...